Forkom Unila Bersama Wild Free Gelar Meet and Greet Grup Musik TDS dan Dongker

Meet and great grup musik Teenage Death Star (TDS) dan Dongker di Audiotorium A Fakultas Hukum Universitas Lamoung (Unila), pada Sabtu, (9/9). Foto : Teknokra/ Gilang Permana
432 dibaca

Teknokra.co : Forum Komunikasi Universitas Lampung (Unila) bersama dengan Wild Free Urban Custom Culture menggelar meet and greet grup musik Teenage Death Star (TDS) dan Dongker di Audiotorium A Fakultas Hukum Universitas Lampung (Unila), pada Sabtu, (9/9).

Kedatangan kedua grup musik genre rock itu ke kota siger berseri dalam rangka menghadiri undangan hasil kolaborasi antara Forum Komunikasi (Forkom) Unila dengan Wild Free Urban Custom Culture. Dalam sesi talk show, keduanya membagikan pengalamanya selama berkiprah di industri musik.

Diantaranya, TDS yang membagikan sejumlah tips dan trik untuk meraih kesuksesan di luar kampus salah satunya dengan bermusik.

Tak hanya itu, mereka menekankan bahwa mahasiswa generasi Z harus bisa mengimbangi antara dunia pendidikan dan dunia luar, serta tak selalu hanya terpaku pada dunia kampus. Menurut grup musik asal Bandung itu, mencari pengalaman dan wawasan di luar sangat penting terutama untuk kalangan mahasiswa, sebagai kunci untuk pengembangan pribadi.

TDS juga membagikan kisah awal mereka yang terbentuk karena sering berkumpul dan bersosialisasi daripada berada di lingkungan kampus. Terbentuknya grup musik ini, sebagai bentuk kesenangan yang terinspirasi melalui film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) yang pernah populer pada masanya.

Salah satu gitaris TDS, Vincent Ryan Rompies, menuturkan bahwa bermusik harus tentang kesenangan dan tanpa banyak aturan.

Ngeband itu seperti ini, ya buat bersenang-senang. Nggak ada kaidah-kaidah apapun, tentang bersenang senang. As long kita happy, sama-sama happy, ya udah jalanin aja,” tuturnya.

Vokalis TDS, Sir Dandy juga ikut mengomentari antusias penonton yang hadir. Pria yang kerap disapa Achong itu megatakan, bahwa ini kali pertama hadirnya TDS di lingkungan kampus.

“Seru ya acaranya, karena sebelumnya belum pernah ya ada acara di kampus, jadi kayak seneng banget ternyata mahasiswa sempatin datang buat acara ini,” katanya.

Sementara itu, grup musik Dongker juga mengisahkan awal terbentuknya mereka karena dorongan senior pada saat ospek. Menurut mereka, pada saat itu mendapat wawasan berharga yang tak terlupakan hingga saat ini.

Grup musik yang terinspirasi oleh berbagai genre musik ini, membentuk suara dengan berbagai elemen musik. Dalam pengalamannya, mereka belum pernah melihat hambatan sebagai halangan utama. Namun, menurut mereka menciptakan musik dengan kegembiraan serta mencari dukungan satu sama lain untuk dapat menghadapi masalah pribadi.

Mereka  juga membagikan kisah di balik salah satu judul lagu mereka, “Tuhan Diperuntuh Kota,” yang terinspirasi oleh lapar dan emosi seorang anggota grup musik. Dan berpesan, bahwa anak muda dapat terus berkembang dan berkarya.

Di akhir acara, kedua grup musik itu langsung diserbu para penonton terutama para penggemar untuk mengabadikan moment dengan berfoto.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

eighteen + eighteen =