teknokra.com: Acara puncak Commcontest 2021 yang diselenggarakan oleh HMJ Ilmu Komunikasi diramaikan dengan kehadiran Andovi da Lopez (Creative Enterpreneur) dan Yadi Sugandi (Cinematographer) sebagai pembicara. Dalam acara talkshow dengan tema “Digital Transformation in Pandemic Era” tersebut, keduanya memberikan pandangan dan berbagi tips kepada peserta talkshow mengenai dunia digital.
Yadi Sugandi yang merupakan seorang sinematografer menerangkan, Perubahan di era digital terjadi begitu cepat. Dalam industry content cretor sekarang ini technical cinematography sudah dapat dilakukan dengan mudah dibandingkan pada waktu lampau.
“Jika dulu technical harus syuting dengan bahan baku yang mahal, diproses dahulu yang biasanya dilakukan di Tokyo, kalau sekarang semuanya bisa dilakukan dengan handphone. Jadi saya pikir apapun teknologi yang bisa digunakan kalau mau mencoba silahkan cobalah sebisa mungkin. Namun harus tetap memperhatikan isi kontennya dengan mengisi koten yang baik.” Jelasnya.
Idealnya membuat cerita video sinematografi adalah dengan mencoba siapapun untuk tokoh yang akan kita pakai dengan syarat cocok dengan karakter yang akan dimainkan. Cara paling praktikel untuk masuk kedunia industry content creator menurut Yadi yaitu dengan cara mengikuti perkembangan media sosial.
“Sebagai contoh pemain dalam Laskar Pelangi, semua pemain anak-anaknya itu baru. Coba bayangkan bagaimana menghadapi anak-anak dan kita mencoba mencari anak-anak yang open, yang bisa kita peluk, yang bisa kita dekati, dan bisa mendengar apa kehendak kita. begitu kita sudah arab dengan mereka kita suntikan karakter dalam arti mereka melakukan latihan, latihan dialog, dan lain-lain. jadi ada hal yang membuat saya lebih senang membentuk seseorang dari zero.” Jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Andovi da Lopez yang berprofesi sebagai Creative Enterpreneur menuturkan dalam memulai youtubenya ia tidak pernah berpikir membuat konten video untuk mencari uang dan menjadi terkenal. Namun menurutnya konsep ini sekarang telah pudar, sebab content creator sekarang tahu bahwa ini adalah bagian dari dunia industri yang dapat menghasilkan uang.
“Kalau kalian jadi content creator untuk menghasilkan duit itu tidak salah, gue tidak menyalahkan siapapun untuk kalian menafkahi keluarga dan membelikan makan atau minum keluarganya. Tapi kebanyakan yang terjadi sekarang ini adalah tujuan utamanya yaitu untuk mencari duit dan tujuan keduannya utuk konten. Ini yang terjadi pada beberapa content creator zaman sekarang.” Jelas Andovi.
Ketika uang sebagai tujuan utama seseorang menjadi content creator, maka untuk mendapatkan itu semua ia akan menghalalkan segala cara untuk sampai dititik yang ditujunya. Contoh nyatanya yaitu seperti mendapat views dengan melakukan hal-hal diluar nalar, yang sekarang ini bisa menaikan views dan menghasilkan uang. Akan tetapi tujuan utama menjadi konten creator bukan hanya sekedar mencari uang. Karena penilaian sebuah konten itu sifatnya subjektif tergantung masing-masing orang, maka Andovi mengatakan konten harus ada feel you di dalamnya dan juga harus ada konteks bukan hanya sekedar uang saja.
“Permasalahannya adalah ketika orang-orang yang sudah mempunyai insfrastuktur dan system yang lebih greet. Gue punya quotes yaitu ada dua orang pinter di dunia ini, yang satu orang pintar yang menggunakan kepintarannya untuk menguntungkan diri sendiri dan merugikan orang lain. orang pintar yang kedua adalah orang pintar yang membuat suatu karya yang menguntungkan diri sendiri, menaikan drajat orang-orang disekitarnya. Jadi orang pinter yang pertama itu gampang, tapi jadilah orang pintar yang kedua, orang pintar yang menguntungkan diri sendiri dan memanfaatkan orang-orang disekitarmu.” Jelas Andovi.
Dalam kesempatan itu Andovi pun memberikan pesan, pertama bagi yang ingin menjadi content creator, tanya pada diri sendiri alasan ingin menjadi content creator. Kedua, jadilah content creator yang bisa membawa kebahagiaan kediri sendiri dan meninggikan derajat dan martabat orang lain.
Penulis : Tiya Riyanti
Penyunting : Sandra Puspita