Lampung Fair 2022 Dorong UMKM dan kerajinan Lokal

Pengunjung Padati Lampung Fair 2022. Foto: Teknokra/Ihwana Haulan.
479 dibaca

Teknokra.co: Terhitung dua tahun tanpa perhelatan Lampung Fair akibat pandemi Covid-19, Lampung Fair secara resmi kembali digelar dan dibuka langsung oleh Gubernur Provinsi Lampung, Arinal Djunaidi Pada Sabtu, (29/10) lalu.

Ribuan masyarakat kota Bandar Lampung dan sekitarnya terlihat memadati area sekitar Pusat Kegiatan Olahraga (PKOR) Way Halim yang merupakan tempat berlangsungnya event tahunan tersebut.

Dalam perhelatan Lampung Fair tahun 2022 ini, terdapat sekitar 200 stand yang sebagian besar diperuntukan bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Provinsi Lampung.

Selain itu, terdapat juga 11 anjungan dari Kabupaten/Kota dari daerah Provinsi Lampung yang turut berpartisipasi dan menampilkan berbagai macam potensi lokal dari daerah masing-masing kepada pengunjung.

Acara ini mendapat banyak respon positif dari masyarakat dan juga pemerintah daerah. Pasalnya, event yang akan digelar selama kurang lebih setengah bulan ini digadang-gadang dapat menjadi momen penggerak ekonomi pasca masa keterpurukan akibat Pandemi.

Respon positif datang dari Indah Amalia selaku Bendahara Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Lampung Tengah. Dirinya menilai bahwa perhelatan Lampung Fair ini merupakan suatu momen yang baik untuk mengangkat dan memperkenalkan potensi yang ada disetiap daerah baik Kabupaten/Kota di Lampung.

“Memang sangat bagus untuk mengangkat potensi di UMKM Lampung, apalagi semua anjungan di Provinsi Lampung menyuguhkan banyak keberagaman dan kita bisa berkumpul bersama-sama untuk memperkenalkan para pelaku UMKM diseluruh Kabupaten Kota yang ada di Lampung,” katanya.

Hal serupa dirasakan juga oleh Reni Ekawati, seorang pengrajin Sulam Jalin Kepang yang berasal dari Kabupaten Lampung Tengah, Ia berpendapat bahwa event seperti Lampung Fair ini sangat membantu mereka dalam memperkenalkan hasil kerajinan serta karyanya secara langsung kepada masyarakat.

Melalui event ini, Reni berharap dapat mengenalkan Sulam Jalin Kepang yang merupakan Icon dari Kabupaten Lampung Tengah, sehingga bisa dikenal dan setara dengan kerajinan lain seperti sulam usus yang banyak dikenal oleh masyarakat Lampung.

“Event ini sangat membantu sekali, memperkenalkan kepada masyarakat, apasih sebenarnya Jalin Kepang yang menjadi Icon lampung tengah. Kita berusaha agar sulam jalin kepang ini bisa setara dengan kerajinan yang lain seperti Sulam Usus,” ujarnya.

Adi Pratama (29) seorang penjual olahan seafood juga turut memberikan komentarnya soal hiburan rakyat tahunan ini. Ia mengaku merasakan perbedaan yang sangat signifikan pada usaha olahan seafood-nya. Dalam sehari Adi mengaku bisa mengantongi omset sekitar 2 juta rupiah dari hasil jualannya, dirinya menilai pendapatannya ini jauh berbeda ketika berjualan kaki lima dipinggir jalan.

“Menurut saya acara Lampung Fair ini bagus, soalnya biasanya saya buka di toko-toko gitu pendapatannya kurang, jadi saya coba gabung jualan di event-event kayak Lampung Fair ini. Perbedaannya signifikan dan jauh bisa sampai 80 persen daripada saya jualan kaki lima dijalan,” katanya.

Sementara itu, salah satu pengunjung asal Kemiling, Obiansyah yang datang bersama anak dan istrinya merasa sangat antusias dengan pegelaran Lampung Fair tahun ini. Menurutnya ini adalah event yang positif bagi para pelaku usaha kecil di Lampung sekaligus sebagai ajang hiburan bagi masyarakat.

“Sangat antusias dan menurut saya ini bisa mengangkat ekonomi masyarakat, soalnya kita lihat pengunjungnya cukup ramai dan harganya juga hampir sekitar 20 persen naik jadi itu pasti bisa membantu ekonomi para pelaku UMKM,” jelasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

9 − 5 =