Mahasiswa KKN Unila Optimalkan Industri Tusuk Sate

Dok.
258 dibaca
Dok.

Sejak lima tahun terakhir industri tusuk sate menjadi usaha bersama di Dusun Krajan, Desa Sidomulyo, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan. Usaha ini dimotori oleh Samadi, seorang pemuda asal setempat. Mulanya Samadi tergerak menjalankan usaha ini setelah mengetahui bahwa baru sedikit yang memproduksi tusuk sate. Padahal kebutuhan tusuk sate sendiri tak bisa dibilang sedikit melihat pedagang sate yang tak pernah sepi peminat. Samadi pun memantapkan inisiatifnya dengan mendirikan industri tusuk sate.

Berawal dari mesin pemotong bambu sederhana, Samadi dibantu kelompok usaha desa memulai usaha ini. Karena alat yang masih sederhana, bambu, yang jadi bahan baku utama dalam pembuatan tusuk sate dibutuhkan dalam jumlah banyak karena mesin banyak membuang ampas. Kualitas tusuk sate pun belum sesuai harapan.

Tahun berikutnya, kelompok usaha industri tusuk sate kembali membuat alat berupa mesin serut. Kehadiran mesin serut ini kemudian membuat bahan baku tidak banyak terbuang. Selain itu mesin ini juga dapat meningkatkan kualitas produk tusuk sate. Namun, cara kerja mesin ini lebih lambat dari mesin sebelumnya.

Hambatan produksi tusuk sate bukan hanya datang dari mesin, namun juga pada sumber daya manusia. Kebanyakan pekerja di industri ini adalah para lansia. Hal ini karena upah yang diberikan tergolong rendah untuk SDM dengan usia produktif. Dengan pengerj

aan cepat, pekerja tusuk sate dapat menghasilkan uang kisaran Rp.25.000 – Rp.30.000.

Kualitas mesin yang belum baik dan SDM yang terbatas mengakibatkan industri tusuk sate hanya mampu menghasilkan produk tusuk sate sebanyak 500 kg setiap bulannya. Jumlah yang cukup sedikit dibanding kebutuhan pasar yang terus meningkat. Penjualan produk tusuk sate paguyuban Krajan pun masih dilakukan dengan cara door to door yaitu dengan mendatangi dan menawarkan langsung produk kepada penjual sate di wilayah sekitar Kalianda.

Bekerjasama dengan mahasiswa KKN-PPM Unila yang ditempatkan di desa Sidomulyo, Lampung Selatan, Samadi dan para pekerja bersama-sama meningkatan kualitas tusuk sate. Ada beberapa progja utama yang sudah dijalankan oleh kelompok mahasiswa KKN-PPM yaitu penyuluhan mesin serut, penyuluhan mesin pengering, penyuluhan mesin pengering, membuat logo produk, membuat kemasan produk, membuat jaringan promosi online, maintenance alat listrik, quality control, dan penataan alat pembuat tusuk sate.

Mesin serut, mesin peruncing, dan mesin pengering merupakan solusi dari minimnya jumlah produksi. Mesin yang dibuat oleh mahasiswa Fakultas Teknik Unila ini mampu membuat produk tusuk sate lebih cepat pengerjaannya. Selain itu, mesin-mesin ini juga dapat membuat kualitas tusuk sate jauh lebih baik. Dengan adanya mesin-mesin baru ini, produksi tusuk sate yang hanya 5 kwintal setiap bulannya kini dapat mencapai 1,5 ton hingga 2 ton.

Penyuluhan oleh mahasiswa KKN-PPM terus dilakukan guna memperkenalkan mesin yang bekerja lebih efisien kepada para pekerja. Dengan penghasilan yang mencapai 3 kali lipat itu diharapkan industri tusuk sate paguyuban Krajan dapat memenuhi permintaan pasar yang lebih  luas lagi. Bukan hanya itu, dengan produksi yang lebih cepat, industri ini dapat mendorong pemuda untuk berkerja di desa sendiri.

Selain penyuluhan mesin-mesin pembuat tusuk sate, mahasiswa KKN-PPM Unila juga menata ulang tata letak mesin dan alat listrik yang sebelumnya kurang sistematis. Penataan ini bertujuan untuk memudahkan pekerja dalam memproduksi tusuk sate. Mahasiswa KKN-PPM juga membuat desain logo dan kemasan yang saat ini dipakai untuk mengemas produk tusuk sate. Tusuk sate yang sebelumnya dijual hanya dengan diikat dengan karet, kini dikemas lebih baik sehingga kualitas dan kelembaban bambu dapat terjaga. Kemasan juga berfungsi untuk menjaga tusuk sate dari jamur.

Dengan adanya mesin dan kemasan, kini tusuk sate paguyuban Krajan yang tidak mencampurkan bahan kimia apapun dalam pembuatannya diharapkan mampu bersaing dengan produk tusuk sate lainnya. Oleh karena itu, mahasiswa KKN-PPM Unila juga telah membuat jaringan pemasaran online dengan memasarkannya di OLX, website, instagram, facebook, dan line. Para mahasiswa berharap Industru Tusuk Sate Paguyuban Krajan tidak hanya memproduksi tusuk sate namun juga tusuk gigi dan tusuk sosis. Lebih jauh lagi juga dapat mendirikan minimarket tusuk sate. Samadi sebagai pegelola industri tusuk sate paguyuban krajan desa sidomulyo merasa senang karena kedatangan mahasiswa KKN Unila. “Karena kehadiran mahasiswa KKN kini produksi tusuk sate kami menjadi lebih baik,” ujar Samadi.

Sebagai wujud pengabdian Perguruan Tinggi kepada masyarakat pada 18 Juli – 27 Agustus 2016, Universitas Lampung kembali melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode ke-2 . Program yang digerakkan oleh Badan Pelaksana Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (BPK-KKN) dilaksanakan dibeberapa daerah seperti Lampung Tengah, Tanggamus, Lampung Barat, dan Lampung Selatan.

Berbeda dengan kegiatan KKN di daerah lainnya yang melaksanakan KKN-KT dan KKN-PPL, 30 Mahasiswa yang ditempatkan di Desa Sidomulyo, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan melaksanakan program KKN Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM).

 

*rilis

Exit mobile version