Mungkinkah Unila menggelar Pemira Daring?

309 dibaca

teknokra.co: Sejak dikeluarkannya Surat Edaran Nomor 3 tahun 2020 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Pencegahan Covid-19 Pada Satuan Pendidikan hingga dikeluarkan nya Surat Edaran Rektor Unila Nomor 2333 Tahun 2020 tentang Perpanjangan Periode Pencegahan dan Penyebaran Infeksi Covid-19 belum juga menunjukkan keadaan normal di lingkungan pendidikan Universitas Lampung.

Terbukti dengan pemberlakuannya kegiatan Perkuliahan Jarak Jauh (PJJ) sudah memasuki bulan ke lima sejak maret lalu. Namun, bukan hanya kegiatan perkuliahan yang akhirnya melakukan sistem jarak jauh, kegiatan organisasi kemahasiswaan (ormawa) pun sama. Dari kegiatan webinar yang masif dilakukan sampai laporan pertanggungjawaban pun dilaksanakan dalam bentuk daring.

Hingga memasuki semester ganjil ini belum ada tanda-tanda keadaan kembali normal sediakala.

Berdasarakan hasil analisis dua mingguan Kepala Dinas Kesehatan Lampung Reihana menetapkan Bandarlampung sebagai 4 kawasan yang berstatus oranye di Provinsi Lampung. Dapat kita prediksi bahwa kegiatan perkuliahan jarak jauh pun akan diperpanjang dan sejalan dengan itu kegiatan organisasi kemahasiswan akan mengikutinya.

Hal ini akan memberikan dampak pada agenda-agenda organisasi kemahasiswaan di semester ganjil ini yang bisa dikatakan cukup krusial seperti pengkaderan mahasiswa baru, latihan kepemimpinan sampai agenda besar mahasiswa yakni Pemilihan Raya (Pemira).

Pengurus organisasi kemahasiswaan harus mencari solusi dari jalan keluar terkendalanya kegiatan-kegiatan tersebut. Begitu pula dengan agenda pemira yang setiap tahunnya diadakan secara langsung/offline dengan menggelar TPS. Kini harus mencari cara baru karena rangkaian agenda pemira ini dapat memicu kluster baru penyebaran Covid-19.

Tergambar jelas dengan penambahan yang sangat signifikan per bulan september ini setelah agenda pemilu serentak 2020 mulai dilanjutkan yang sebelumnya ditunda pada bulan maret lalu. Dibuktikan dengan jumlah paparan sebanyak 3.046 kasus penambahan pada 09 September 2020 (covid19.go.id).

Kembali kepada pemira mahasiswa yang biasanya dan tiap tahunnya diadakan secara langsung/offline hari ini harus mulai dirancang pemira berbasis daring guna menghindari kluster penyebaran baru dan dalam rangka upaya pelaksanaan surat edaran mendikbud dan surat edaran rektor.

Selain itu, saya optimis bahwa Unila mampu melaksanakan pemira online ini dengan melihat kapasitas dan infrastruktur yang dimiliki. Ini akan menjadi catatan prestasi baru bagi sejarah demokrasi mahasiswa unila. Karena berupaya melakukan terobosan baru. Tak sedikit universitas lain baik di sumatera maupun di luar sumatera yang telah menerapkan pemira daring atau e-voting ini.

Kesuksesan dari pemira daring ini pun perlu adanya kerjasama dari semua pihak baik birokrat kampus, organisasi kemahasiswaan dan juga mahasiswa pada umumnya. Dan saya percaya itu akan terealisasikan, dengan dirangkulnya UPT TIK, lalu jurusan yang memiliki kompetensi dibidang IT dalam penyusunan dan perancangan pemira daring.

Juga dengan dibukanya pendaftaran Pansus Pemira oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa dalam upaya pembentukan panitia penyelenggara Pemira. Tak lupa partisipasi aktif dari organisasi kemahasiswan dan mahasiswa pada umumnya dalam mensukseskan agenda besar ini.

Oleh karena itu, dengan kondisi yang hingga saat ini belum kunjung baik lalu tercerminya kluster penyebaran baru dari agenda pemilihan umum.

Mahasiswa harus hadir menjadi agen perubahan dan sosial kontrol yang memberikan solusi di tengah-tengah masyarakat. Dan Pemira Daring ditengah wabah pandemi seperti ini adalah salah satunya.

Opini: Abdirrohman (Ketua DPM U KBM Unila)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

20 + five =