Kampus  

Optimalkan Pemanfaatan Metformin Kadaluarsa, Empat Mahasiswa Unila Lolos Pendanaan

317 dibaca

teknokra.com : Melakukan penelitian tentang efisiensi inhibisi obat metformin kadaluarsa sebagai inhibitor korosi yang ramah lingkungan, tiga mahasiswa Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan satu mahasiswa Teknik Mesin Fakultas Teknik (FT) Universitas Lampung (Unila) lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tingkat nasional. Keempatnya adalah Fatur Rohim (Kimia’19), Nurul Ulfa Safitri (Kimia’19), Novani Aludra Zafira (Kimia’19), dan KMS. Imam Prawijaya (Teknik Mesin’18). Program tersebut diadakan oleh Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.

Dalam penelitiannya diketahui bahwa obat Metformin kadaluarsa dapat menghambat terjadinya proses korosi dikarenakan dalam molekul Metformin terkandung atom Nitrogen yang memiliki pasangan elektron bebas, sehingga akan berikatan dengan logam membentuk lapisan (film) tipis yang menghambat terjadinya korosi. Selain itu, diketahui pula bahwa obat Metformin larut dalam substrat berair dan aman bagi lingkungan.

“Hasil yang didapatkan setelah pengujian di Laboratorium menunjukkan bahwa obat metformin kadaluarsa memiliki kemampuan menghambat korosi hingga 84% pada suhu 50°C dengan konsentrasi 50 ppm”. Ujar Nurul selaku salah satu anggota tim penelitian.

Fatur Rohim (Kimia’19) selaku ketua pada penelitian itu mengungkapkan, Pengguna inhibitor korosi berbasis senyawa organik sintesis dan senyawa anorganik yang kurang ramah lingkungan, optimalisasi pemanfaatan obat kadaluarsa yang ternyata masih memiliki efisiensi hingga lebih dari 10 tahun menjadi hal yang melatarbelakangi mereka melakukan penelitian.

“Sampai saat ini penelitiannya sudah berlangsung selama dua bulan sejak Juni dan akan rampung akhir Agustus dengan total tiga bulan penelitian,” katanya.

Fatur Rohim juga mengungkapkan kendala yang dialami oleh ia dan tim saat melakukan penelitian. Menurutnya ada alat untuk pengujian korosi secara elektokimia yang tidak ada di Unila sehingga harus ke Bandung. Akan tetapi hal tersebut juga tidak bias dilakukan sebab masih masa pandemi.

“Terus masa PPKM ini untuk pengujian instrumentasi harus terhambat juga karena UPT LTSIT Unila juga tutup,” tambahnya.

Ia dan Tim berharap penelitian ini dapat segera terselesaikan dengan baik dan dapat bermanfaat bagi masyarakat luas dan lingkungan khususnya bidang industri untuk mengurangi penggunaan inhibitor korosi yang berbahaya bagi lingkungan.

Penulis : Widya Dara

Exit mobile version