Padukan Suara Harmoni Lewat Mini Konser

Mini konser yang digelar oleh Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Universitas Lampung (Unila) di Gedung Ilmu Komputer Unila pada Sabtu, (18/10). Foto : Teknokra/ Gilang Permana
1,049 dibaca

Teknokra.co : Beberapa saat setelah lampu dipadamkan, alunan melodi yang dilantunkan menggema di setiap sudut ruang. Mini konser yang digelar oleh Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Universitas Lampung (Unila) dengan tema Harmonia in Diversitate di Gedung Ilmu Komputer Unila pada Sabtu, (18/11) ini berhasil membuat penonton bergidik.

Tema Harmonia in Diversitate ini memiliki makna menciptakan sebuah keharmonisan dalam berpaduan suara. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum PSM Unila, Dona Okta Risna (Teknik Kimia’20).

“Biasanya kita kalo misalnya buat acara selalu mengangkat tema yang berbau musik gitu. Jadi kalo misalnya harmoni itu gimana kita nyiptain suatu kerhamonisan dalam berpaduan suara,” katanya.

Dona menjelaskan, bahwa mini konser ini merupakan salah satu ujian bagi anggota magang untuk menjadi anggota muda.

“Mini konser itu salah satu ujian mereka buat jadi anggota muda. Salah satu syarat untuk jadi anggota muda mereka harus ngikutin diksar, pendidikan dasarnya itu di sini latihan nyanyi, latihan baca notasi, latihan vokal, mini konsernya itu utsnya,” jelasnya.

Dona juga menekankan, melalui mini konser ini, anggota magang tidak hanya diuji kemampuan bernyanyi, tetapi juga kemampuan untuk tampil di panggung.

“Jadi tujuannya buat ngeliat mereka bukan cuma bisa nyanyi aja, tapi bisa perform di panggung,” katanya.

Dalam mini konser ini, lagu pertama yang ditampilkan adalah Izar Ederrak, sebuah lagu berbahasa Basque yang diciptakan oleh Josu Elberdin yang memiliki makna keindahan bintang-bintang.

Kemudian, berbeda genre dengan Izar Ederrak, lagu terakhir yang ditampilkan adalah Helarotan, sebuah lagu daerah Maluku Utara yang menggambarkan permainan tarik tambang masyarakat Maluku yang menggunakan rotan.

Dona menjelaskan, bahwa pemilihan dua lagu yang berbeda genre ini dilakukan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan penyanyi dalam menyanyikan genre yang berbeda-beda.

“Itu buat tau pengetahuan mereka, jadi kalo misalnya udah diajarin lagu yang terus diajarin lagu lain yang beda genre itu kaget atau ngga,” katanya.

Ketua Pelaksana, Juahenta Tarigan (Fisika’22) menyampaikan, kesuksesan acara ini membuat persiapan yang sudah dilakukan dengan penuh usaha tidaklah sia-sia.

“Persiapannya kita melakukan latihan dari hari senin sampe kamis, jadi kita latihan dari jam 5 sampe jam 9,” tuturnya.

Ia menambahkan, persiapan lain yang juga dilakukan selain latihan, yakni karantina musik hingga larangan mengonsumsi makanan berminyak dan pedas.

“Setelah itu kami juga lakukan larangan atau karantina, seperti karantina musik. Kemudian ada larangan makan berminyak dan pedes karena itu bisa mengganggu pita suara,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

15 + 14 =