Partisipasi Program Pertukaran Mahasiswa di Unila Dinilai Masih Minim

Data partisipasi MBKM di Unila, foto: Humas Unila.
922 dibaca

Teknokra.co: Wakil rektor IV Bidang Perencanaan, Kerjasama dan TIK Unila, Ayi Ahidayat, menilai bahwa partisipasi mahasiswa Unila dalam kegiatan Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) masih minim.

Menurutnya, mahasiswa di Unila belum banyak mendalami berbagai opsi skema yang terbuka dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

“Mungkin adek-adek mahasiswa harus Eksplor ya syarat dan ketentuannya, sehingga minat pertukaran mahasiswa itu berkembang, Karena itu skema MBKM ya harus dimanfaatkan dan membuka wawasan dan mengembangkan jejaring,” ujarnya.

Ia memahami jika pandemi selama beberapa tahun kebelakangan juga berdampak pada berlangsungnya program PMM, namun ia meminta agar mahasiswa dapat secara aktif mencari informasi soal pertukaran mahasiswa.

“Mungkin infonya Belum tersebar rata, ini kan mungkin karena kemaren baru dari Covid kali ya, tapi kan teknologi memungkinkan untuk bisa mencari,” lanjutnya.

Akademisi yang pernah mengikuti program pertukaran pemuda ke Jepang ini juga menekankan bahwa peluang beasiswa belajar ke luar negeri juga terbuka bagi mahasiswa Unila. Ia berharap agar mahasiswa Unila dapat memiliki pengalaman belajar di kampus ternama.

“Kita sebenarnya ada Indonesiaan International Student Mobility Award (IISMA) gratis satu semester ke luar negeri, ke perguruan tinggi QS 300, jadi perguruan tinggi di rangking 300 itu menampung,” terang Ayi.

Menurut Ayi, jika mahasiswa ingin mengikuti program pertukaran pelajar hingga ke luar negeri, maka mahasiswa harus menyiapkan kemampuan berbahasa inggris dan memiliki Indeks Prestasi Kumulatif yang memenuhi standar, persyaratan inilah masih sulit dipenuhi oleh sebagian besar mahasiswa.

“Tapi kalo IISMA kita masih sepi peminat, bukan sepi peminat, mungkin (kurang) daya saing untuk Lolos pada putaran seleksi Isma yang internasional,” pungkasnya.

Exit mobile version