Piagam Orang Muda : Tuntut Calon Pemimpin Pulihkan Indonesia

Konferensi Nasional Orang Muda Pulihkan Indonesia yang diselenggarakan oleh Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) di Balai Kartini, Jakarta pada Sabtu, (25/11). Foto : Teknokra/ Rara Maharani Bintang Lampung
518 dibaca

Teknokra.co : Saat ini, generasi muda telah dibebani dengan tanggung jawab atas jargon pemerintah, yakni “Indonesia Emas 2045”. Mirisnya yang dilakukan pemimpin saat ini, justru membawa generasi muda pada situasi bencana ekologis dan krisis iklim. Tentu, situasi ini akan berdampak domino pada segala aspek kehidupan warga negara di masa yang akan datang.

Berangkat dari hal itu, 1.280 ribu perwakilan generasi muda dari 38 provinsi di Indonesia telah berkumpul dalam “Konferensi Nasional Orang Muda Pulihkan Indonesia”. Acara tersebut diselenggarakan oleh Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) di Balai Kartini, Jakarta pada Sabtu, (25/11).

Dalam kesempatan itu, tujuh generasi muda dari perwakilan generasi muda pesisir, perdesaan, perempuan, masyarakat adat, disabilitas fisik, disabilitas mental, dan masyarakat urban mewakili generasi muda yang hadir. Mereka membacakan “Piagam Orang Muda Pulihkan Indonesia” sebuah komitmen kolektif generasi muda berisi butir-butir kesepakatan. Piagam tersebut dibacakan langsung di hadapan calon pemimpin Indonesia lima tahun mendatang, hal tersebut untuk menuntut dan memastikan piagam tersebut mendapat perhatian serius untuk menggagas kebijakan ke depannya.

Direktur Eksekutif Walhi Nasional, Zenzi Suhadi mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan biodiversitas darat dan laut terbesar di dunia. Namun, dalam enam dekade terakhir kekayaan biodiversitas dan kekayaan ekosistem Indonesia diamputasi dengan ekonomi ekstraktif.

“Ekonomi kita dibangun dari komoditas yang depositnya akan habis. Ke depan, ekonominya belum tentu ada tetapi bencananya sudah diwariskan kepada generasi berikutnya,” katanya.

Ia juga mengungkapkan, Indonesia harus kembali pada ekonomi nusantara untuk melihat kesejahteraan masyarakat kembali. Ia menekankan pemerintah harus berkomitmen untuk terus mengawal wilayah kelola rakyat, wilayah adat, dan melaksanakan reformasi agrari.

“Siapa pun pemimpinnya tidak akan bisa tidur nyenyak, kita akan pastikan jalanan di Indonesia ini akan tetap ramai sampai generasi berikutnya bisa memaknai apa itu keadilan,” ungkapnya.

Sementara calon presiden yang satu-satu hadir memenuhi undangan, Anies Rasyid Baswedan menanggapi piagam tersebut. Ia mengatakan, salah satu ciri dari gagalnya suatu negara adalah memiliki karakter ekstraktif. Menurutnya, Indonesia harus kembali kepada pendekatan yang dilakukan oleh para pendiri Indonesia, yaitu pendekatan gerakan.

“Pendekatan pergerakan adalah anda perduli dan terlibat, negara ikut di dalam sebuah kolaborasi bersama unsur-unsur masyarakat yang tahu percis kondisi di lapangan, sehingga bisa membawa perubahan yang jauh lebih cepat dan efektif,” tuturnya.

Pada gagasan perubahan yang diusungnya, Anies mengaku ingin membawa kebijakan-kebijakan dari institusi yang ekstraktif menjadi inklusif. Ia melanjutkan, upaya tersebut diperlukan agar Indonesia tidak menjadi negara gagal.

“Lalu fokusnya berubah dari fokus pada pertumbuhan saja menjadi pertumbuhan, pemerataan, dan kelestarian atau berkelanjutan,” tuturnya.

Berikut isi Piagam Orang Muda dalam Memulihkan Lingkungan Indonesia :

1. Kami, anak muda Indonesia, bersepakat membangun kekuatan kolektif mempertahankan tanah air Indonesia, dan ikut memastikan tumbuhnya demokrasi, serta bertumbuhnya keadilan dalam demokrasi.

2. Kami akan memastikan negara menyediakan pendidikan yang berkualitas, bebas pembiayaan, mengakomodir pengetahuan lokal, perlindungan sekolah alternatif, serta meningkatkan kesejahteraan pengajar.

3. Kami akan selalu meningkatkan penyelenggara negara untuk melindungi segenap tumpah darah dan seluruh bangsa Indonesia dari ancaman risiko bencana ekologis dan krisis iklim sesuai UUD 1945.

4. Kami akan memastikan negara harus segera meninggalkan sistem ekonomi politik pro-kapitalisme dan beralih kepada ekonomi nusantara yang berorientasi kepada konsep ekonomi kerakyatan yang berakar pada kemandirian dan kearifan lokal, perlindungan lingkungan dan sosial sebagai jalan menjawab kemiskinan dan ketergantungan pada utang luar negeri.

5. Kami berkomitmen mengawal dan memastikan pemerintahan yang terpilih pada Pemilu 2024 akan menjadikan piagam ini sebagai dasar utama dalam pembentukan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan penyusunan rancangan pembangunan jangka panjang untuk mencapai visi Indonesia pulih 2045.

Exit mobile version