Tanggapi Gejolak Perubahan Iklim, Direktur YKWS : Jurnalis Jadi Kunci Siarkan Praktik Cerdas Keadaan Iklim

Direktur Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS), Febrilia Ekawati, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandar Lampung, Dian Wahyu Kusuma, dan Anggota AJI Bandar Lampung, Andre Prasetyo Nugroho dalam diskusi yang diselenggarakan AJI Bandar Lampung dengan C4Ledger, Voices for Just Climate Action (VCA), SouthSouthNorth (SSN), dan YKWS di Sekretariat AJI Bandar Lampung pada Sabtu,(9/12). Foto : Teknokra/ Sepbrina Larasati
468 dibaca

Teknokra.co : Di tengah gejolak perubahan iklim saat ini, Direktur Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS), Febrilia Ekawati menjelaskan, bahwa keterlibatan aktor non pemerintah, terutama jurnalis menjadi salah satu aktor kunci dalam menyiarkan praktik cerdas terhadap keadaan iklim, yang sangat dibutuhkan untuk membentuk massa kritis dari tingkat bawah.

Hal itu disampaikannya dalam diskusi yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandar Lampung dengan C4Ledger, Voices for Just Climate Action (VCA), dan South South North (SSN), dan YKWS di Sekretariat AJI Bandar Lampung pada Sabtu,(9/12).

Untuk mendorong perubahan aksi-aksi dan kebijakan-kebijakan terkait iklim di berbagai level pemerintahan, komunitas, dan juga sektor swasta yang menjamin bahwa masyarakat sipil dan kelompok yang tidak terwakili mampu bersuara menuntut hak-hak mereka melalui penciptaan ruang-ruang sipil yang inklusif bersifat terbuka dan berpengetahuan, jurnalis menjadi salah satu aktor kunci untuk mensyiarkan praktik-praktik cerdas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim,” jelasnya.

Perubahan iklim yang ditandai dengan peningkatan suhu global, serta memicu fenomena ekstrem, seperti seringnya gelombang panas, kebakaran hutan yang makin besar, cuaca ekstrem, pergeseran pola hujan, seperti peningkatan tingkat laut, dan ancaman terhadap biodiversitas. Hal ini menjadi faktor pendorong terselenggaranya diskusi yang bertajuk “Perubahan Iklim untuk Jurnalis, Suara untuk Aksi Keadilan Iklim”.

Febri juga memaparkan, manfaat ekosistem, salah satunya hutan. Menurutnya, Hutan merupakam ekosistem atau sekumpulan makhluk hidup yang dapat menjaga keseimbangan dan berkontribusi dalam penyerapan gas emisi. Selain hutan, ia juga menyinggung ekosistem laut, yang juga memiliki peranan penting, seperti hamparan lamun dan terumbu karang.

Menurutnya, semakin banyak yang bersuara tentang kondisi lingkungan saat ini, pemerintah juga akan tergerak turut membantu persoalan tersebut.

Kalo semua orang bersuara dan mengetahui pentingnya keberadaan lingkungan bagi kita dan bahaya ketika kita membiarkan lingkungan kita semakin buruk maka pemerintah akan tergerak untuk membantu hal ini,” tuturnya.

Febri juga menambahkan, bahwa kegiatan ini diharapkan sebagai titik tolak berangkat para jurnalis yang kali ini diwakili oleh kelompok jurnalis AJI ataupun pers mahasiswa Bandar Lampung untuk bergerak menyuarakan praktik-praktik cerdas mengenai keadaan iklim.

”Dengan langkah ini harapannya, teman-teman jurnalis bisa lebih menyuarakan pengetahuan lokal iklim yang telah muncul dan dipraktikan, inisiasi-inisiasi yang dikembangkan oleh Organisasi Masyarakat Sipil yang masih sering diabaikan,” harapnya.

Ketua AJI Bandar Lampung, Dian Wahyu Kusuma menuturkan, bahwa sedikit media massa yang konsentrasi pada isu perubahan lingkungan dan perlunya jurnalis menguasai topik perubahan iklim untuk mengindari misinformasi yang berdampak buruk bagi para pembaca.

Misinformasi dalam media masa terjadi jika jurnalis menganggap informasi tersebut sahih dan menyebarkannya ke masyarakat, padahal belum tentu benar, data-data tidak didukung dengan riset atau data-data ilmiah, hal itu juga dapat terjadi ketika penulis tidak menguasi topik atau isu yang ditulis,” katanya.

Ia berharap, untuk jurnalis independen ataupun pers mahasiswa dapat berkontribusi dalam hal ini.

Dengan diadakannya kegiatan ini diharapkan Jurnalis memiliki pemahaman yang luas terhadap isu perubahan iklim dan dampaknya terhadap keberlajutan kehidupan, adanya media exposesure berupa pemberitaan liputan dan pemberitaan tentang isu perubahan iklim di media massa,” harapnya.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh perwakilan jurnalis lokal anggota AJI Bandar Lampung,  pers mahasiswa, dan narasumber yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterlibatan jurnalis dalam pengarus utamaan isu perubahan iklim pada pemberitaan media massa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

eighteen − 18 =