Teknokra.co : Hilal Ramadan 1444 Hijriah di Institut Teknologi Sumatera (Itera) tak tampak, lantaran kondisi terhalang awan tebal saat pengamatan oleh tim Observatorium Astronomi Institut Teknologi Sumatera Lampung (OAIL) di Kompleks Stasiun Pengamat Bulan (OZTALTS), Taman Alat Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (MKG) Itera pada Rabu, (22/3).
Hal tersebut dijelaskan oleh Dosen Sains Atmosfer dan Keplanetan Itera, Robiatul Muztaba dirinya mengatakan bahwa hilal sulit diamati karena kondisi awan tebal yang menjadi penghalang munculnya hilal.
“Kalo kita lihat secara langsung di kondisi di layar monitor tentu kondisi di bagian wilayah barat tertutup awan tebal, jadi sangat sulit untuk melihat hilal tersebut, jadi sulit untuk kita mengamati,” jelasnya.
Dirinya menambahkan, bahwa hilal sempat terlihat pada siang hari. Namun, hal itu tidak secara sah karena menurutnya sesuai aturan hilal tampak saat matahari terbenam.
“Itu (Hilal) sudah terlihat sejak siang sudah terlihat namun sah nya masuk bulan baru berdasarkan aturan itu harus setelah matahari terbenam,” tambahnya.
Saat pengamatan hilal usai, dilaksanakan pula sidang isbat yang dipimpin oleh Hakim Pengadilan Agama Kalianda Lampung Selatan, Fauzi Arizona. Ia memutuskan hasil persidangan bahwa hilal Ramadan 1444 Hijiriah tak tampak.
“Menimbang pada hari dan tempat pelaksanaan rukyat yang telah ditentukan para perukyat, telah melakukan rukyatul hilal dengan disaksikan dua orang saksi, menimbang bahwa di bawah sumpah dalam sidang yang dihadiri oleh pemohon dan dua orang saksi para perukyat dinyatakan tidak dapat melihat hilal awal Ramadan 1444 hijriah karena tertutup oleh awan,” ucapnya.
Diketahui, tim OAIL telah melakukan pengamatan hilal Ramadan 1444 Hijriah, yang terpantau sejak pagi hingga petang saat terbenamnya matahari. Pengamatan dilakukan menggunakan alat Teleskop Robotik OZT ALTS yakni refraktor triplet apokromat diameter 152 milimeter dengan panjang fokus 1200 milimeter dan detektor kamera CCD monokrom berkecepatan tinggi dengan filter inframerah dan kamera CMOS berwarna.
Reporter : Dede Maesin