Unila Tebang Sejumlah Pohon Arboretum, Walhi Lampung : Perlu Tinjau Kembali Penilaian UI Greenmetric Pada Unila

Arboretum atau Hutan Buatan Universitas Lampung (Unila) pada Sabtu, (30/12). Foto : Teknokra/ Faridh Azka Alfathani
669 dibaca

Teknokra.co : Sejumlah Pohon Hutan Buatan atau arboretum yang dimiliki Universitas Lampung (Unila) yang biasa dijadikan sarana untuk penelitian atau pendidikan mahasiswa telah ditebang beberapa waktu lalu, hal ini mendapat respon dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Lampung.

Menurut pihak Walhi Lampung, hal itu sangat disayangkan, dan perlu peninjauan kembali penilaian UI Greenmetric pada Unila, lantaran Unila yang kerap mendapat sertifikat UI Greenmetric ini, seharusnya tak melakukan hal tersebut. Hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Daerah Walhi Lampung, Irfan Tri Musri pada Jumat, (29/12).

“Unila ini kan klaim-nya sudah dapat sertifikat greenmetric, tapi kenapa hutan buatannya dirombak lagi, kan kalo dia berdampak luas dan signifikan harusnya bisa ditinjau kembali penilaian UI greenmetric-nya, tapi kalo upaya penebangannya luas atau signifikan ya harusnya bisa aja diajukan semacam mekanisme komplain untuk peninjauan kembali,” ujarnya.

Menurut Irfan, akan perlu waktu yang sangat lama untuk bisa menumbuhkan kembali pohon yang memiliki kuantitas dan kualitas pohon yang bagus, jika nantinya akan dilakukan penghijauan kembali.

“Fungsi pohon, fungsi lingkungan gitu tentu ya segede apapun harusnya tetap dibiarkan saja, tidak perlu dilakukan penebangan oleh pihak kampus. Tidak mudah untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas pohon yang sama bagus, itu tidak bisa dilakukan dalam waktu sekejap, ditanam kembali itu kan bukan ditanam dia langsung besar juga, untuk mengembalikan fungsi dan kondisi seperti semula kan itu dibutuhkan waktu puluhan tahun juga,” ujarnya.

Irfan, juga mempertanyakan komitmen kampus, jika pemangkasan pohon dilakukan cukup besar, lantaran fungsi arboretum yakni sebagai penyeimbang lingkungan kampus.

“Fungsi dari hutan buatan, fungsi dari taman kampus itu sebagai penyeimbang daripada lingkungan kampus, misalnya di sebuah fakultas dia tidak memiliki taman atau pohon sama sekali tetapi kan dia bisa memanfaatkan taman atau hutan buatan yang dibangun oleh pihak kampus, kalo taman atau hutan buatan yang dibangun oleh pihak kampus dilakukan pemangkasan yang cukup besar atau cukup luas ini perlu dipertanyakan juga komitmen kampusnya gitu,” tuturnya.

Tak hanya Walhi Lampung, mahasiswa yang biasa melakukan penilitian di arboretum Unila juga merespon hal yang sama. Salah satunya, Dika Haidar Al-Ashabi (Kehutanan’21). Menurut Dika, jika nantinya dilakukan penghijauan kembali akan membutuhkan waktu yang sangat lama, dan akan menyulitkan mahasiswa nantinya ketika melakukan penelitian.

“Untuk menanam pohon, mengganti pohon yang ditebang itu kan waktunya juga lama, tetep aja itu bakal nyusahin mahasiswa ketika masuk kuliah terus mau melakukan penelitian,” ujarnya.

Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Unila,  Prof. Rudy menjelaskan, bahwa tujuan penebangan sejumlah pohon arboretum ialah untuk dilakukan peremajaan dan menghindari sesuatu yang berbahaya.

“Banyak kejadian di sekitar Unila ini, pohonnya runtuh, terus ada juga pohon yang kena kabel listrik, ada juga mobil hancur karna parkir di situ,” jelasnya pada Rabu, (27/12).

Ia juga menambahkan, bahwa pohon yang telah ditebang nantinya akan dilakukan penghijauan kembali.

Penulis: Faridh Azka AlfathaniEditor: Sepbrina Larasati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

seven + 5 =