Dekan FISIP, Agus Hadiawan menjelaskan, ada lima puluh empat dosen yang memenuhi kriteria pembantu dekan. Namun yang bersedia menjadi calon pembantu dekan dan telah melengkapi berkas hanya sepuluh.
Sepuluh nama tersebut, dekan memiliki wewenang memilih dua nama untuk masing-masing pembantu dekan. Selanjutnya anggota senat melakukan voting untuk menentukan jumlah suara yang diperoleh masing-masing calon.
Hasil voting calon PD I yakni Effendi memperoleh sebelas suara jauh melampaui rivalnya Teguh Budi Raharjo yang memperoleh dua suara. PD II Prof Yulianto juga unggul dengan sepuluh suara sedangkan Sigit Prasetyo mendapatkan empat suara. Untuk PD III mengasilkan dua nama baru, Payrulsyah mengantogi sepuluh suara dan pesaingny Susetyo memperoleh empat suara.
Agus menanambahkan, ia sudah menyerahkan hasil pemungutan suara tersebut kepada rektor untuk ditetapkan. “Walau menang dalam senat fakultas namun pesaing mereka masih tetap memiliki peluang untuk menjadi pembantu dekan karena rektor belum memutuskan,” jelasnya.
Calon PD III baru yang memperoleh suara terbanyak, Payrulsyah mengucap syukur jika senat fakultas dan universitas mempercayai dirinya untuk mengembankan amanah. Jika terpilih sebagai PD III, ia akan meneruskan program PD III yang lama. Selain itu juga akan membuat program baru yakni agama, seni, ilmiah, kesehatan, kewirausahaan dan kepramukaan (ASIK). “saya juga akan meningkatkan kegiatan mahasiswa baik dalam tingkat nasional maupun internasional,” terang Bung Pay, sapaan akrab Payrulsyah.
Ditemui di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) usai melantik pengurus baru Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) Teknokra, Kamis (3/1). Rektor Unila Prof. Sugeng P Harianto mengatakan, ia sudah menerima berkas dari dekan FISIP dan sudah menetapkan masing-masing PD yakni calon yang memperoleh suara tertinggi pada rapat senat. Pembantu Dekan I Effendi, PD II Prof Yulianto dan PD III Pairulsyah.
