Wansus  

Rektor: Unila Sudah Dipandang

Sugeng P. Harianto
517 dibaca

Tak terasa, hampir setengah abad Unila berdiri. Memimpin Unila selama dua periode, Sugeng P. Harianto mengaku sudah banyak melakukan perubahan di Unila. Menuju usia emas sekaligus tahun terakhir kepemimpinannya sebagai Rektor, Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S. menyampaikan pendapatnya tentang perkembangan Unila. Reporter Teknokra Ayu Yuni Antika mendapat kesempatan mewawancarainya di ruangan pada Rabu, (1/10).


Berikut hasil wawancaranya:

Bagaimana pendapat Anda tentang kondisi Unila saat ini?
Sudah cukup baik. Kemauan kerja dosen dan karyawan dinilai sudah semakin baik. Hal itu juga ditunjukkan mahasiswa, 99% lulus dengan nilai yang baik dan tepat waktu. Meski mahasiswa terus bertambah, mahasiswa yang diwisuda pun tiap tahunnya bertambah, bedanya tipis antara input dan output.

Bagaimana posisi Unila jika dibandingkan universitas lain?
Unila sudah memiliki banyak peminat dari berbagai daerah. Ini menjadikan Unila lima terbesar nasional sebagai pilihan calon mahasiswa. Dari fakultasnya, FEB sudah mencapai lima terbaik di Indonesia, Fakultas Pertanian tujuh terbaik di Indonesia, Kedokteran enam belas terbaik dan banyak yang lainnya. Unila sudah dipandang.

Mengenai kondisi SDM di Unila saat ini?
Alhamdulillah, guru besar kita tahun ini sudah banyak. Sampai tahun ini 48 aktif, dua orang pensiun. Jumlah ini insyaallah akan bertambah lagi akhir tahun. Selain itu, semua karyawan sudah mendapatkan pelatihan. Saya menargetkan 2015 dosen tidak ada yang S1. Kalau ada kita pindahkan jadi karyawan. Ini sebagai bentuk keseriusan kita.

Akreditasi Unila cukup menjadi sorotan, tanggapan Anda?

Sejak 2008 akreditasi Unila masih C. Sekarang sedang proses pengajuan peningkatan akreditasi institusi. Sejak dulu saya memang fokus untuk meningkatkan akreditasi program studi saja. Tapi insyaallah, akhir tahun ini kita mampu dapat B.

Jumlah mahasiswa tak sebanding dengan jumlah ruang belajar. Apa tanggapan Anda?
Hal itu memang betul. Peningkatan jumlah mahasiswa tahun ini karena target Angka Partisipasi Kasar (APK) yang ingin dicapai tahun ini. Karena jika jumlahnya dibatasi, berapa banyak warga yang tidak bisa kuliah tahun ini. Hal ini juga menjadi pertimbangan. Jadi, untuk saat ini kita pakai dulu yang ada.

Bagaimana tanggapan Anda terhadap minimnya minat baca mahasiswa?

Saya akui itu. saya lihat perpustakaan itu sepi dan banyak buku yang selalu rapih seperti nggak pernah dibaca. Ini terkait pelayanan karyawan sendiri, saya akan terus mengawasi. Perpustakaan harus semakin maju. Budaya mengakses internet, belajar, dan membaca mahasiswa harus semakin meningkat.  Ini juga perlu kerjasama dosen.

Memasuki usia emas Unila (2015), apa yang ingin dibenahi?
Kita masih belum menyusun statuta. Akreditasi institusi pun masih C. Kita masih terus berusaha meningkatkan akreditasi. Selain itu, saya juga bercita-cita agar seluruh disertasi dosen Unila mampu dipublikasikan di tingkat internasional.  Saya juga berharap seluruh profesor memiliki buku ajarnya sendiri. Agar mampu mengajar mahasiswa dengan buku tersebut.

Apa pesan yang ingin Anda sampaikan untuk para dosen dan karyawan?
Penguatan kelembagaan harus terus ditingkatkan. Mental bekerja juga harus diperbaiki. Banyak dosen yang aktif di luar kampus tanpa izin Rektor. Begitu terkena masalah baru meminta perlindungan. PNS Unila jika ada pekerjaan apapun dan dimana pun harus izin. Saya sangat menghimbau kepada dosen untuk izin terlebih dahulu saat ada aktivitas di luar jam kerja atau jadwal di Unila.

Untuk mahasiswa?

Belajarlah dengan baik. Ingat, belajar tidak hanya ada di dalam ruang kelas saja. Belajar sosial kemasyarakatan itu juga hal yang penting. Lulusan terbaik tidak ada gunanya jika tidak mengenal lingkungan sosialnya.=

Exit mobile version