Besok, Kober Pentaskan Monolog “Lear”

33 dibaca

Teknokra.co : Komunitas Berkat Yakin (Kober) Lampung akan mementaskan Monolog “Lear” di Gedung Teater Tertutup (GTT) Taman Budaya Provinsi Lampung pada besok hari Kamis, (12/12). Monolog Lear adalah sebuah kisah tentang Kegilaan dan Kesendirian tokoh Raja Lear saat terbuang dari istana, diadaptasi dari lakon King Lear karya William Shakespeare.

Meskipun terbilang sedikit yang pentaskan drama kolosal ini dalam bentuk monolog, King Lear karya William Shakespeare ini salah satu drama kanon dunia yang sering dipentaskan atau diproduksi dalam panggung teater maupun film.

Pementasan ini juga hasil dari kelas Bongkar Muat program Lab Teater Ciputat yang berkolaborasi dengan Manajemen Talenta Nasional (MTN) Pusat Prestasi Nasional (Puspernas) Kemdikbud Ristek RI. Program yang melibatkan seniman dan komunitas lokal untuk menyajikan pertunjukan teater yang mendalam dan membangun jejaring komunitas teater di Indonesia. LTC sendiri meluncurkan 3 program utama yaitu: Bongkar Muat, Napak Tilas, dan Jalin Karya.  Seniman terpilih di masing-masing kategori tersebut adalah seniman yang telah melalui proses kurasi yang bertahap dan mendapat berbagai pelatihan. Bahkan dalam prosesnya didampingi seniman professional.

Iskandar GB selaku perwakilan Kober Lampung menjelaskan, bahwa pementasan ini sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk menyajikan karya seni yang berkualitas, relevan, dan menggugah masyarakat. Menurutnya, laboratorium ini mendorong aktor teater sekaligus menjadi kreator bagi pertunjukannya, serta sebagai upaya untuk memutus kebergantungan aktor atau seniman pada satu sosok sutradara atau patron di komunitas dan kelompoknya.

“Banalitas praktik demokrasi di Indonesia. Politik dan demokrasi di Lampung dan Indonesia sekarang adalah manifestasi absennya pikiran dalam terminologi Hannah Arendt. Penguasa melakukan segala cara demi mempertahankan kekuasaannya, hingga politik dinasti yang sebelumnya dianggap tabu, kini menjadi hal yang biasa di negeri yang mengklaim diri sebagai negara demokrasi,” jelasnya.

Ia juga menekankan, bahwa tema dalam King Lear masih sangat relevan dengan kondisi kekuasaan dan pemerintahan saat ini, baik di level desa hingga kepala negara.

Saya merasa bahwa kisah dan tematik Tragedi King Lear, masih sangat relevan hingga saat ini. Ini adalah cerminan dari ketegangan yang ada antara penguasa dan rakyat, serta pertanyaan tentang otoritas, kekuasaan, dan keadilan,” imbuhnya.

Sementara Pimpinan Produksi, Erma Dwi Puspitasari menjelaskan, pihak penyelenggara mengundang masyarakat untuk menyaksikan pertunjukan ini sebagai bagian dari diskursus yang lebih luas mengenai demokrasi, kekuasaan, dan nilai-nilai kemanusiaan di dunia modern.

Erma berharap, pementasan monolog ini akan menghadirkan pengalaman yang mendalam bagi penonton, dengan menonjolkan konflik-konflik manusiawi yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Penulis: SepbrinEditor: Sepbrin

Exit mobile version