teknokra.com: “Dinamika politik di timur tengah umumnya dan konflik Israel Palestina khususnya sangatlah kompleks dan dinamis. Konflik ini berkaitan erat dengan dimensi sejarah, agama, peradaban, politik internasional, dan aspek kemanusiaan. Fakta yang dapat disaksikan saat ini ialah upaya penyelesaian konflik Israel-Palestina yang tak kunjung mendapat titik terang,” ungkap Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Lampung, Prof. Heryandi ketika membuka acara Seminar Internasional yang diinisiasi oleh Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unila, pada Senin (25/05) via Zoom Meeting.
Dalam seminar Internasional yang mengusung tema “Palestine Independence: Ways Toward World Peace“, Trias Kuncahyono yang merupakan Jurnalis Senior Kompas mengatakan Palestina merupakan salah satu negara yang tidak diuntungkan dalam sejarah dunia. Ketika semua wilayah bekas jajahan ottoman merdeka seperti Yordania, Arab, Libanon, dan sebagainya, justru Palestina tidak, bahkan Palestina dimasukkan dalam mandat Inggris.
“Perjuangan bangsa Palestina untuk mewujudkan negara yg merdeka menjadi sangat berat karena wilayahnya Tepi Barat itu kemudian sejak 1967 diduduki oleh Israel,” ungkapnya.
Trias melanjutkan, terdapat beberapa hal yang menghambat terwujudnya kemerdekaan Palestina, diantaranya kurang kokohnya persatuan antar fraksi-fraksi yang ada di Palestina.
“Faktor eksternnya yakni masalah dengan Israel. Setidaknya ada lima masalah yang harus diselesaikan oleh Palestina dan Israel, yaitu mengenai perbatasan, pengungsi, keamanan, air, dan masalah Yerusalem,” lanjutnya.
Zuhairi Miswari sebagai pengamat Politik Timur Tengah menjelaskan Indonesia harus memberikan suatu perhatian yang lebih, bagaimana caranya fraksi-fraksi di Palestina dapat bersatu mengedepankan kepentingan negara daripada kepentingan kelompoknya.
“Indonesia bisa melakukan loby terhadap pihak lain , dan terakhir Indonesia bisa bekerjasama dengan negara anggota OKI (Organisasi Konferensi Islam) karena tidak bisa dipungkiri OKI merupakan organisasi yang dapat terus mendorong supaya road map yang disampaikan oleh pihak Palestina dapat dijalankan dan diimplementasikan,” ungkapnya.
Zuhairi mengungkapkan kemerdekaan Palestina merupakan tujuan, sebab penyerangan dan penangkapan akan terus terjadi selama Palestina belum merdeka.
“Maka kita harus menjadi yang terdepan dalam medorong Palestina merdeka untuk mewujudkan perdamaian dunia,”katanya.
Dalam kesempatan itu Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zulhair Al-Shun mengungkapkan keyakinannya terhadap Indonesia yang selalu mendukung terciptanya keadilan untuk Palestina.
“Kami mengharapkan dukungan dan bantuan dari anda semua dengan berbagai cara termasuk melalui diplomatik, hukum, dan ekonomi. untuk membentuk front yang kuat dalam menangani kejahatan dan serangan yang berulang ulang,” katanya.
Penulis: Sandra Puspita