Teknokra.co : Kaukus Indonesia Untuk Kebebasan Akademik (KIKA) Chapter Lampung resmi diluncurkan. Peluncuran kaukus ini bertujuan untuk membantu mencari solusi kebebasan akademik yang selama ini dibungkam, supaya kebebasan itu tidak dapat diterapkan pada kehidupan civitas akademik seperti yang terjadi di Universitas Lampung (Unila) yang terhambat karna ada tujuan politik.
Hal itu disampaikan oleh Koordinator KIKA Chapter Lampung sekaligus Akademisi Unila, Dody Faedlullah saat diskusi sekaligus peluncuran KIKA Chapter Lampung di Graha Kemahasiswaan Lt.1 Unila pada Senin (29/5).
Dody juga menegaskan bahwa harus memiliki prinsip, karena nyawa dalam akademis adalah civitas akademik yang tidak bisa tergadaikan hanya karna politik yang akan membuat proses akademik menjadi sangat terhambat.
“Kita harus punya pondasi prinsip, karna suatu civitas akademik menjadi roh dalam akademis, dan jangan sampai tergadaikan hanya karna suatu politik, itu sangat menghambat proses akademik yang sekarang ini, karna dosen saja terhambat apalagi mahasiswa,” ujarnya.
Menurut Dody, KIKA telah hadir sejak tahun 2017 lalu, namun peresmian peluncurannya baru dapat terlaksana di tahun 2023 ini.
Hal senada dari Wakil ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unila, Muhammad Ikhsan Habibi, ia mengatakan kondisi kebebasan akademik yang terjadi sekarang ini masih dibatasi.
“Saat ini kebebasan yang diberikan ke dosen atau mahasiswa dibatasi dan tidak bisa bersuara sehingga terjadi sistem oligarki untuk menguntungkan suatu individu atau sekelompok orang,” katanya.
Tak hanya Peluncuran, KIKA juga sekaligus menghadirkan diskusi dengan beralaskan banner sederhana dengan mengusung tema “Memperluas Kebebasan Akademik di Perguruan Tinggi Lampung”. Beberapa pemantik diantaranya Dodi Faedlulloh (Koordinator KIKA Chapter Lampung dan Akademisi Unila), Robertus Robert (Dewan Pengarah KIKA dari Universitas Negeri Jakarta), Bivitri Susanti (Dewan Pengarah KIKA dari STHI Jentera), Satria Unggul Wicaksana (Koordinator KIKA) dan Chairul Soleh (Ketua BEM Unila).
Reporter : Putra Alam Apriliandi
Penyunting : Sepbrina Larasati
