Upaya Dalam Memajukan Pengelolaan Sumber Daya Air, Unila Jadi Tuan Rumah Pertemuan Ilmiah Tahunan dan Kongres HATHI

Pidato Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi dalam acara pembukaan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) ke-40 dan Kongres Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI) ke-14 di Gedung Serbaguna (GSG) Universitas Lampung pada Jumat dan Sabtu,  (25-26/8). Foto : Teknokra/ Sintia Enola Tambunan
364 dibaca

teknokra.co : Universitas Lampung (Unila) jadi tuan rumah dalam acara pembukaan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) ke-40 dan Kongres Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI) ke-14 di Gedung Serbaguna (GSG) Unila pada Jumat dan Sabtu,  (25-26/8). Acara kegiatan ini dalam rangka merumuskan pemikiran dan masukan secara konkrit untuk mengatasi permasalahan, serta menjawab tantangan dalam pengelolaan sumber daya air, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Tak hanya itu, dalam hal ini juga bermaksud untuk mempererat ikatan silaturahmi di antara para ahli teknik hidraulik di Indonesia. 

Dengan mengusung tema “Pengelolaan Air untuk Mencapai Ketahanan lklim Ekonomi Hijau dan Pembangunan yang Berkelanjutan,” acara ini Acara pembukaan ini dihadairi kurang lebih 1500 tamu dari  39 cabang HATHI yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, juga dimeriahkan oleh sejumlah pameran yang dimeriahkan oleh mitra kerja dan pemangku kepentingan, dengan total 28 peserta pameran yang terdiri dari 2 perguruan tinggi di Lampung salah satunya Unila sebagai tuan rumah, 4 BUMN, 16 perusahaan swasta, dan 3 UMKM.

Tema yang diusung HATHI tersebut, mengingat adanya ancaman perubahan iklim secara global yang berdampak luas dalam kehidupan manusia. Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum HATHI, Jarot Widyoko. Ia mengatakan, bahwa ada kegiatan tindak lanjut yang dijalankan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada PIT, bahwa setiap pembangunan bendungan selesai, semua peralatan akan diserahkan oleh menteri PUPR ke kampus terdekat sebagai bahan laboratorium untuk riset.

“Pada PIT HATHI tahun lalu di Mataram, menteri PUPR berkolaborasi dengan perguruan tinggi, khususnya kegiatan-kegiatan sumber daya air terdekat dapat dijadikan tempat untuk magang dan Praktek Kerja Lapangan bagi para mahasiswa,” katanya.

Ia menambahkan, akan diadakan ceremony serah terima aset antara balai wilayah sungai Mesuji Sekampung dengan Universitas Lampung berupa peralatan uji lapangan dan laboratorium dari proyek pembangunan bendungan yang ada di provinsi masing-masing, untuk kepentingan untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang baik.

“Hal ini merupakan suatu perwujudan kerja sama dan kolaborasi yang saling mendukung antara insitusi dan lini pekerja dalam upaya memperkuat proses belajar untuk meningkatkan SDM,” tambahnya.

Tak sampai di situ, ia juga berharap perusaan ilmiah dari PIT HATHI dapat berkualitas dan dapat memberikan sumbang saran serta mengatasi masalah terkait air terutama dalam menghadapi ancaman dan perubahan iklim. 

Sekretaris Jendral Kementerian PUPR, Mohammad Zainal Fatah mengatakan, dengan adanya bencana alam di tahun 2022 tercatat lebih dari 3500 bencana dengan persentase 90% termasuk bencana hidrologi. 

“Selama tahun 2022 tercatat telah terjadi lebih dari 3500 titik dengan presentase  90% termasuk bencana hidrologi berupa banjir ,tanah longsor dan keketringan,” tuturnya. 

Turut hadir Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi, ia mengatakan, jika sumber air di bendungan Provinsi Lampung mulai surut yang dapat mempengaruhi irigasi pertanian dan juga hutan karna mengingat biaya nya yang sangat mahal jika tidak di urus dan dimanfaatkan akan terbuang sia-sia, Ia menyinggung salah satu bendungan di provinsi Lampung yaitu batu tegi yang tidak diperhatikan lagi.

“Jangan sampai batu tegi yang diresmikan Presiden Megawati tidak terurus irigasi nya. Karna kawasan hutannya makin hari makin berkurang yang mengakibatkan pertaniannya pun memburuk,” ucapnya.

Rektor Unila, Prof. Lusmeilia Afriani, dalam sambutannya menyampaikan jika Lampung merupakan salah satu provinsi yang berpotensi besar dalam pengelolaan air yang berkelanjutan.

“Lampung juga memiliki pontensi besar dalam mengimplementasikam konsep pertumbuhan hijau, pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan air dan pendekatan pertanian berkelanjutan hal ini akan menjadi langkah strategis untuk menghadapi perubahan iklim,” pungkasnya. 

Penulis: Muhammad Hafiz Akbar dan Putra Alam ApriliandiEditor: Sepbrina Larasati
Exit mobile version