PSHT: Beladiri dan Persaudaraan

995 dibaca

teknokra.co: Sekelompok pemuda yang mengenakan seragam bela diri berwarna hitam tengah berlatih di kegelapan pukul sembilan malam. Sang pelatih disebut warga, muridnya memiliki sebutan siswa.

Sebelum masuk sesi latihan, sekelompok pemuda yang tergabung dalam Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) itu memulai latihan mereka dengan berdoa, lalu mereka mulai berlari sprint mengitari halaman belakarang Rektorat Universitas Lampung. Latihan rutin dilakukan tiap Senin malam, Rabu malam, Jumat malam, serta di Minggu pagi latihan memperkuat jurus dan latihan teknis.

Selain latihan rutin PSHT memilki beragam kegiatan lainnya, seperti senam, adu teknik dan jurus, tes serta pengambilan sabuk bersama se-Bandarlampung. Meskipun baru diresmikan sebagai bagian dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pencak Silat Unila pada Februari lalu, PSHT sudah sejak lama memboyong prestasi yang membanggakan, di tahun 2012 berhasil menjadi juara dua dalam Setia Hati International Cup yang diadakan di UNS.

Tak sekedar bela diri, sesuai dengan namanya, PSHT berlandasan pada persaudaraan. Yudi Des Yulian (Agroteknologi’10) yang diamanahi sebagai ketua umum mengatakan persaudaraan yang ditanamkan bukan hanya terucap di lisan, namun saling menghargai dan menghormati. Tujuan dari PSHT juga untuk mendidik manusia berbudi luhur, bertakwa kepada Tuhan. “Orang kalau didik kekerasan tanpa dikasih kerohanian akan menjadi tukang pukul semata maka harus seimbang antara pencak dan kerohanian.” Ujar Yudi.

Seragam hitam polos yang menjadi ciri khasnya yang merupakan kesukaan Nabi Muhammad, ternyata menggambarkan kesederhanaan, kekal, dan abadi. Warna sabuk yang dipakai juga menunjukkan tingkatan anggota. Bagi siswa baru memakai sabuk berwarna hitam. Untuk tingkatan yang setingkat lebih tinggi memakai sabuk merah muda, dilanjutkan sabuk hijau, sabuk putih kecil, dan jika sudah sah menjadi pelatih memakai sabuk Mori atau kain kafan.

Selain itu yang menjadi ciri khas lainnya adalah gerakan yang digunakan. PSHT menghimpun gerakan silat dari penjuru Indonesia, jurus-jurusnya sering disebut lemah gemulai namun mematikan. Keindahan seni gerak tubuh tubuh menjadi fokus pencak silat ini, namun sasaran dari jurusnya merupakan bagian vital yang fatal.

Peralatan seperti Handbag dan body untuk melindungi tubuh selama latihan masih minim, hal tersebut menurut Yudi cukup menjadi kendala. Selain itu, kendala lain yang dirasakan adalah cepatnya pergantian anggota, karena kebanyakan mereka yang ikut hanya karena coba-coba. Latihan malam yang berat pun menyeleksi mereka yang pantas menjadi anggota PSHT sejati, karena menurut Yudi yang dibutuhkan adalah niat yang teguh dan bukan hanya coba-coba.

Ada 50 orang yang sudah disahkan menjadi warga, sisanya masih menjalani latihan PSHT juga sudah melantik tiga angkatan sejak 2012. Pengesahan dari siswa ke warga tersebut dilakukan setiap bulan Suro 1 Muharram karena bulan tersebut dianggap bulan baik.

Yudi menambahkan untuk rekrutmen PSHT terbuka untuk semua, tak ada persyartan khusus bagi yang ingin bergabung. Yudi juga berharap PSHT Unila dapat melahirkan atlit-atlit berprestasi yang mempunyai sifat budi luhur, memahami yang benar dan yang salah, serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Exit mobile version