teknokra.co: “Siapa bilang di Lampung tidak ada teroris? Jaringan terorisme semakin banyak. Mereka terus berkeliaran diluar sana dan terorganisir,” ujar Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Lampung, Irwan Sihar Marpaung dalam diskusi yang diadakan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) di Aula Perpustakaan Unila, Kamis (05/07/2018).
Menurut survei Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Lampung memiliki potensi radikalisme peringkat ke-4 dengan persentase 58,30%. Peringkat ke-1 Bengkulu dengan persentase 58,58%, ke-2 Gorontalo (58,42%) dan ke-3 Sulawesi Selatan (58,42%).
Mengusung tema Pancasila Sebagai Roh Untuk Memerangi Radikalisme dan Terorisme, GMKI berupaya untuk mencegah gerakan radikalisme di kalangan mahasiswa. Diskusi ini juga dihadiri Prof.Karomani (Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni) Unila, Ifdhal Kasim (Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden) dan Arman Ampulembang (Direktur Intel Polda Lampung).
Irwan menyebutkan rekap narapidana dan mantan narapidana di Lampung tercatat ada 5 kelompok radikal, 4 mantan narapidana teroris, 5 narapidana teroris, 19 deportan Timur Tengah dan 89 simpatisan ISIS. “Negara sedang dihancurkan melalui Internet. Mengadu domba dengan membenar-benarkan sesuatu yang belum pasti kebenarannya,” ujar Irwan.
Prof Karomani mengatakan radikalisme hampir ada disemua agama. “Radikalisme bukan hanya didominasi agama tertentu, kebetulan di Indonesia yang tertangkap di agama tertentu,” jelasnya.
Arman menegaskan, kemajemukan bangsa harus dijaga sesuai dengan alam yang ada. Ia berharap semua bertanggung jawab untuk mempertahankan negara ini. “Saya harap, pemuda masa depan maju untuk mempertahankan negara Indonesia,”tegasnya.
Sumurung Madeari Nadaek (Ilmu Hukum’13) Ketua Panitia, berharap dapat memberikan semangat baru bagi seluruh masyarakat. “Semoga bisa lebih menjiwai makna dari pancasila itu sendiri untuk memerangi radikalisme di negeri ini,” ujarnya.
Laporan: Silviana