Teknokra.co : Bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda, Aliansi Mahasiswa Lampung (AML) melakukan aksi simbolik sebagai bentuk refleksi dan kritik terhadap satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran. Aksi berlangsung di Bundaran Hajimena, Bandar Lampung, pada Selasa, (28/10).
AML menilai pemerintahan Prabowo-Gibran gagal mewujudkan janji kesejahteraan yang digaungkan saat kampanye. Mereka menyoroti meningkatnya ketimpangan sosial, kerusakan lingkungan, serta komersialisasi sektor pendidikan dan kesehatan yang dinilai semakin membebani masyarakat.
Selain itu, Presiden Prabowo dijadwalkan berkunjung ke Lampung, tepatnya di Kota Bumi, pada Rabu, (29/10).
Dalam aksi tersebut, AML menyampaikan sembilan poin pernyataan sikap sebagai berikut:
1. Mengevaluasi total program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar maksimal dalam pelaksanaannya.
2. Menjadikan pendidikan dan kesehatan sebagai prioritas utama.
3. Mengesahkan RUU Perampasan Aset.
4. Membebaskan para aktivis di seluruh Indonesia yang menjadi tahanan politik.
5. Melakukan reformasi total terhadap Polri agar berpihak kepada rakyat serta mendesak Kapolri mundur dari jabatannya.
6. Memecat menteri-menteri problematik dan menggantinya dengan sosok yang kompeten.
7. Mendesak rezim Prabowo-Gibran merealisasikan janji-janji kampanyenya.
8. Mendesak Menteri ATR/BPN mewujudkan reforma agraria sejati dengan langkah:
- Mengukur ulang HGU SGC,
- Menyelesaikan konflik agraria di Anak Tuha,
- Mengembalikan tanah masyarakat adat di Register 44.
9. Menantang Prabowo-Gibran untuk berdiskusi langsung dengan mahasiswa Lampung.
Muhammad Daffa Alfitrah selaku Koordinator Lapangan menjelaskan bahwa aksi simbolik ini merupakan momentum refleksi atas satu tahun kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran.
“Momentum kita sebagai pemuda dan mahasiswa Lampung, ini adalah waktu untuk mengevaluasi kinerja Prabowo-Gibran,” jelasnya.
Ia menyoroti kunjungan Presiden Prabowo ke Lampung sebagai kesempatan bagi mahasiswa untuk menyuarakan persoalan agraria, pendidikan, kesehatan, serta evaluasi pelaksanaan program MBG di daerah.
“Besok Presiden hadir di Lampung, kami menuntut penyelesaian konflik agraria, memprioritaskan pendidikan dan kesehatan, serta mengevaluasi dapur MBG di Lampung,” ujarnya.
Daffa juga mengajak Presiden Prabowo untuk berdialog langsung dengan mahasiswa agar dapat menyampaikan aspirasi mereka secara terbuka.
“Kami mengajak Bapak Prabowo berdiskusi bersama kami agar aspirasi mahasiswa dapat tersampaikan,” tambahnya.
Sementara itu, Muhammad Ammar Fauzan selaku Ketua BEM U KBM Unila menilai kehadiran Presiden Prabowo di Lampung sebagai momentum penting bagi mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi secara langsung.
“Isu kedatangan Presiden Prabowo ke Lampung adalah momentum besar bagi Provinsi Lampung. Kami berharap beliau mau berdiskusi dengan mahasiswa. Kami menunggu, apakah Bapak Prabowo berani berdiskusi dengan kami,” ujarnya.
Ammar menegaskan bahwa aksi simbolik ini bukan bentuk perlawanan, melainkan upaya mengingatkan pemerintah agar tidak lupa terhadap janji kampanye.
“Aksi solidaritas ini sebagai bentuk evaluasi, bukan perlawanan. Kami mengingatkan apabila mereka lupa akan janji-janji mereka, agar segera direalisasikan,” pungkasnya.
