teknokra.co: Unila pernah menyandang akreditasi C pada tahun 2009 setelah dilakukan penilaian di tingkat universitas oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT).
Namun sistem penilaian tingkat universitas di seluruh Indonesia kini sudah tak berlaku. “Sekarang (2011) akreditasi fokusnya program studi, bukan universitas lagi, akreditasi perguruan tingginya dihentikan,” ujar Pembantu Rektor I, Prof Hasriadi Mat Akin.
Sistem penilaiannya juga berbeda dari yang sebelumnya kualitatif kini bersifat kuantitatif. ”Sudah bersifat kuantitatif,” ujar Sutikno selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis Pusat Penjaminan Mutu Universitas (UPT-PPMU) Unila.
Sutikno menjelaskan, setidaknya ada tujuh aspek standar penilaian yang dilakukan oleh BAN PT dalam menetapkan akreditasi di masing-masing PS atau jurusan yang ada di Unila.
Selain tujuh standar tersebut, dua aspek lain yang juga menjadi bahan pertimbangan adalah evaluasi dari pihak PS/jurusan dan kinerja fakultas.
Apabila skor akhir mancapai skor 361-400, maka PS atau jurusan berhak memperoleh akreditasi A. Namun, apabila skor akhirnya 301-360, maka PS/jurusan tersebut memperoleh akreditasi B. Adapun akreditasi C diberikan apabila skor akhir penilaian berkisar 200-300. Suatu PS/jurusan juga dapat dikatakan ‘belum terakreditasi’, yaitu apabila skor akhir penilaian di bawah 200.
Sutikno mengatakan, agar akreditasi PS/jurusan di Unila dapat lebih baik, bukan hanya menjadi tugas rektor dan dosen saja, tapi juga tugas seluruh civitas akademika Unila, termasuk mahasiswa.
