Tri Sujarwo : Semuanya Berawal dari Mimpi

Tri Sudjarwo
373 dibaca
Tri Sujarwo saat membawakan sebuah acara di radio lokal.
Tri Sujarwo saat membawakan sebuah acara di radio lokal.

teknokra.co : Selasa 17 Juli 2012 Pukul 20.00 WIB, seorang pria paruh baya sedang duduk di dalam ruang siaran. Tak lama kemudian terdengar suara mengudara.

“@radio 101.1 FM media cerdas penyejuk hati, senang sekali malam hari ini, Fikri Alfaruqi dapat hadir kembali dalam ruang dengan anda,”.

Selama 3 jam ia siaran menemani para insomnia malam itu. Tri Sujarwo, mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembanguan 2007 ini sejak 3 tahun lalu sudah bekerja sebagai penyiar. Tak jarang ia pulang larut malam bahkan ketika lelah mulai terasa makan pun terlupakan bahkan tempat tidurpun tak beratur bisa di depan TV atau di dapur.

Kesibukan Jarwo tak sebatas penyiar saja, menjadi MC juga pernah ia lakoni. Bahkan pria kelahiran 21 Mei 1989 pun aktif dalam berbagai organisasi, saat semester awal ia memiliki 14 organisasi di luar ataupun di dalam kampus. Namun itu tak berlangsung lama, karena saat yang bersamaan ia memperoleh Indeks Prestasi (IP) 1,81. “Hal ini mungkin karena saya lebih sering meninggalkan kuliah hanya untuk organisasi dan seminar-seminar,” ujarnya menyesal.

Tetapi itu tidak membuatnya menjadi seorang yang gagal, ia pun mengurangi aktivitas organisasi dengan mengikuti enam organisasi saja dan juga mulai fokus dalam perkuliahan. Berkaca dengan kejadian tersebut Jarwo mulai membuat agenda kegiatan supaya ia bisa membagi waktu berorganisasi dan akademik.

Alhasil di semester dua ia mendapatkan IP 3,12 dan mendapatkan banyak pengalaman dalam organisasi. Tak hanya itu Jarwo juga termasuk mahasiswa berprestasi, banyak prestasi yang ia raih. Jarwo ingin membuktikan kesibukan organisasi tak membuatnya gagal dalam akademik tetapi justru membuatnya semakin berprestasi baik di kampus maupun luar kampus. Kekurangan Awal dari Keberhasilan

Pria asal Ambarawa Pringsewu ini berasal dari keluarga yang sederhana. Ayahnya bekerja sebagai petani, sedangkan ibunya seorang penjual sayuran di pasar dan setiap pagi juga ia selalu mengantar ibunya kepasar untuk berjualan. ” keluarga saya terbilang sederhana dan apa adanya, ya ala masyarakat desa lah,” tuturnya saat akan siaran.

Jarwo juga terbilang bukan anak yang pintar, sejak duduk di Sekolah Dasar (SD) ia mendapatkan nilai empat dalam raportnya. sadar dengan kekuranganya itu tak membuatnya minder, ia justru mulai mengasah kemampuan di luar akademik seperti tari dan puisi. “ Dulu waktu SD ada nilai empat diraport saya, karena saya lemah dimatematika namun saya berusaha untuk berubah,” akunya. Usahanya pun tak sia-sia, di tengah minim kepercayaan diri Jarwo meraih juara 3 lomba puisi d sekolahnya. Sejak saat itu rasa percaya diri Jarwo kian tumbuh, ia pun mulai intens mengikuti perlombaan hingga SMA.

Memasuki bangku kuliah tekad dan kepercayaan diri Jarwo kian terlihat. Berawal dari 2008 silam Jarwo memberanikan diri untuk mendaftar sebagai penyiar di @Radio. Walaupun ada perasaan minder karena belum memiliki pengalaman. “Saat itu yang terpikir saya merasa sanggup dan saya mempunyai kelebihan dalam hal berbicara, jadinya saya berusaha mendaftar menjadi penyiar,” ujarnya mengingat kejadian 4 tahun silam. Saat pengumuman perasaan cemas bercampur optimis hadir dalam benaknya, tapi takdir berkata lain ia gagal untuk menjadi seorang penyiar, perasaan menyesal hadir ketika ia mengetahui bahwa yang membuat ia gagal karena tak mencantumkan foto pada lembar formulir.

Ia pun tak menyerah, Agustus 2009 kesempatan itu datang lagi. Berbagai usaha pun ia lakukan, mulai dari mendengarkan siaran @Radio untuk menambah informasinya, mengikuti English Club untuk mempelancar speak-nya. Juga menambah wawasan tentang kebudayaan lampung. Pengumuman lomba akhirnya tiba, “ Tri SuJarwo!” Panggil panitia lomba saat pengumuman juara pertama.

Ia pun berhasil menjadi magang, selang tiga bulan ia menjadi penyiar @radio hingga sekarang. Beberapa program radio yang ia pandu, diantaranya program rehat, pelangi anak, cakrawala, pelangi wisata, Top 21, telaga imam, serta talk show. serta sering mendapat tawaran menjadi MC di berbagai kegiatan. Dari siaran dan berbagai tawaran MC inilah, kini ia dapat membiayai hidupnya tanpa meminta lagi biaya dari kedua orangtua.

Bagaikan sebuah titik awal, pria kelahiran Ambarawa ini berhasil menjurai berbagai perlombaan, diantaranya juara 3 lomba Da’I se- Lampung, juara 1 lomba Moslem Broadasting Competition, juara 3 fotografi FMIPA UNILA , juara ketiga lomba cerita kerakyatan, kemudian juara Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI). Dan kini ia sudah menulis sebuah buku berjudul “Kumpulan Puisi Ketika Aku Berjalan”.

Mimpi Kecil Wujudkan Hal Besar

Mencapai berbagai prestasi tak membuat pria kelahiran 24 silam ini lupa akan tanah kelahiranya. Ia memiliki impian untuk membuat perubahan di desanya. Jarwo mulai mengajar siswa SMP di kampung halamanya. Selain itu juga membangun Club English Learning serta mengajar mengaji di TPA. Kegiatan ini rutin ia lakukan dari tahun 2002 hingga ia lulus SMA di tahun 2007.

Selain itu ia juga membuat class mentoring di SMP IT Miftah Nurjannah. Ia pun nekat mengajak dan melobi orang Jerman, Cina, Jepang untuk datang ke kampungnya. Salah satunya pada tahun 2010 Jarwo mengajak temannya asal Jepang ke Ambarawa untuk mengajar bahasa Inggris ke masyarakat Desa Ambarawa. “Saya ingin merubah pola pikir mereka, walaupun ini hanya langkah kecil, setidaknya merubah paradigma mereka dan bisa melakukan sharing knowledge dengan mereka,” ujarnya.

Selain ingin membuat perubahan pada desanya, ia juga berharap kelak bisa menyekolahkan adik – adiknya dengan hasil usaha sendiri. “Saya ingin menyekolahkan kedua adik saya dengan uang saya sendiri,” terang pria berdarah jawa ini.

Jarwo juga nekat mengambil dua konsentrasi jurusan yakni Manajemen Sumberdaya Manusia (MSDM) dan Pemasaran. Hal itu juga membuatnya menambah semester hingga ia harus lulus lebih lama dari teman- teman satu angkatannya. Bagi Jarwo target lima tahun lulus tidaklah lama. “ tak masalah kita lulus lebih lama, asalkan batas maksimal kelulusan tujuh tahun. Yang penting bagaimana cara kita mengisi waktu itu untuk hal berguna,” ujarnya sembari tersenyum. Ia pun berusaha memberi pengertian kepada orangtuanya atas pilihanya itu, kini ia di beri kebebasan atas pilihanya.

Endang Sri Hartuti, BiBi dari Tri SuJarwo merasa prihatin melihat keaktifan Jarwo di berbagai kegiatan bahkan sering pulang larut malam. “Saya sering bilang ke dia untuk ikut organisasi kampus saja, tapi ya dia nekat bilangnya mau nambah pengalaman,” terang Endang.

Adi Ikhsan S. Mendoza, penyiar @radio dan TVRI Lampung. Teman satu profesinya Jarwo mengatakan Tri SuJarwo merupakan sosok pemuda yang memiliki potensi besar dan tidak menyerah. “Jarwo punya potensi yang besar gak gampang nyerah, contohnya ia masuk @Radio itu harus melalui 2 kali seleksi, dan ia pun pintar memanajemen waktu selain itu ia supel dan friendly,” ujarnya memuji.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

15 + sixteen =