Sang Pengabdi di Timur Indonesia

Aditya Prasetya
357 dibaca
Foto: Repro Internet
Foto: Repro InternetPengajar

teknokra.co: Kabar duka itu datang dari pulau seberang, sosok pejuang pendidikan itu gugur. Aditya Prasetya, alumni Universitas Lampung yang juga pengajar muda angkatan VI di Indonesia mengajar dikabarkan meninggal dunia.

Kepergiannya yang ‘tiba-tiba’ membuat keluarga dan teman-temannya terkejut. Dia berpulang pada 5 November 2013. Saat itu, ia ditemukan telah tiada saat hendak dibangunkan shalat subuh. Tak ada tanda-tanda sakit sebelumnya.

Pria yang lahir 1 Oktober 1988 itu menutup mata saat bertugas di Desa Waulah, Maluku Tenggara Barat. Pengabdiannya sebagai pengajar muda baru genap lima bulan. Namun, torehan ilmu yang ia tinggalkan jelas terlihat. Guru dan anak-anak didiknya begitu sedih saat melepas jenazah. Bahkan, nama Aditya kini diabadikan sebagai nama sekolah tempat ia mengajar. Penghormatan terakhir juga diberikan oleh Anies Baswedan, pendiri Indonesia Mengajar. Ia sengaja datang dari Jakarta untuk bertakziah ke rumah duka. Wakil presiden RI, bupati, dan teman-teman seperjuangan Aditya juga turut memberikan karangan bunga. Bahkan, tak sedikit yang hadir saat pemakaman.

Meski meninggal di usia muda, Aditya telah meninggalkan banyak kenangan untuk orang-orang terdekatnya. Keluarga Adit begitu kehilangan sosok yang dikenal tak pernah mengeluh itu. Dikalangan teman aktivis Unila, Adit begitu ia disapa, adalah sosok yang kritis dan berani. Saat ia masih menjadi mahasiswa, Adit bahkan pernah berorasi sambil menaiki air mancur Unila. Ia secara tegas mengkritik kebijakan rektor yang ia nilai tak sesuai. Keberaniannya itu sempat menjadi gunjingan teman-teman mahasiswa lainnya. Namun, Adit membuktikan bahwa ia bukan sosok yang sekadar berbicara. Kepeduliannya terhadap lingkungan sekitar telah ia buktikan.
Selain berani dan kritis, Aditya juga terkenal sebagai orang yang disiplin waktu dan berkomitmen. Beberapa temannya mengaku, ia selalu tepat waktu saat menghadiri acara. Aditya juga kerap diundang sebagai pemateri untuk membangkitkan semangat pemuda. Ia juga begitu asyik saat diajak berdiskusi soal banyak hal. Dunia pendidikan, politik, dan lingku-ngan ia kuasai dengan baik.

Kesetiaan Aditya untuk mengabdi di dunia pendidikan begitu kental. Ia pernah ditawari posisi empuk di sebuah partai politik. Namun, ajakan itu tegas ia tolak. Adit pun memilih mengabdi di timur Indonesia. Kini, sosok Aditya Prasetya hidup dalam semangat anak-anak Desa Waulah.

Laporan : Vina O.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

one × two =