teknokra.com: Kakek Mursi atau dikenal sebagai Mamak Lawok berasal dari Hanura, Sumur Jaya, Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat menerima Anugerah Kebudayaan Indonesia 2020 dari Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atas dedikasi dan pengabdiannya sebagai Pelestari Tradisi Lisan Hahiwang seraya menitipkan harapan agar terus berkarya dan semakin memberi makna bagi bangsa dan negara. Piagam penghargaan tersebut cap ditandatangani oleh Mendikbud, Nadiem Anwar Makarim (Jakarta, 23 November 2020).
Mamak Lawok sudah mulai membuat karya sastra lisan Hahiwang sejak usia 20 tahun. Keahliannya dalam sastra lisan Hahiwang merupakan keturunan nenek moyang dan beliau adalah keturunan kelima. Di rumah Mamak Lawok tersimpan karya sastra lisan Hahiwang warisan nenek moyang yang ditulis di kulit kayu.
Menurut Mamak Lawok, Hahiwang adalah sastra lisan Lampung yang harus tetap dilestarikan.
“Hahiwang adalah adalah salah satu sastra lisan Lampung yang harus tetap dilestarikan agar tidak punah sebab sampai sekarang belum ada anak cucu saya yang mewarisi keahlinan dalam tradisi lisan Hahiwang ini,”
Mamak Lawok juga menambahkan bahwa beliau siap mengajar tradisi lisan Hahiwang, jika generasi penerus mau belajar.
“Saya sangat terbuka dan siap mengajarkan tradisi lisan Hahiwang, jika anak muda benar-benar mau belajar Hahiwang”.
Suharti, Istri Mamak Lawok menyampaikan bahwa Mamak Lawok sekarang sedang istirahat karena menderita struk ringan.
“11 bulan terakhir ini Mamak Lawok menderita struk ringan yang membuatnya kesulitan dalam berbicara dan beliau harus istirahat, belum bisa membaca sastra lisan Hahiwang karena durasinya cukup lama namun beliau masih bisa mengajarkan bagaimana cara menulis Hahiwang jika ada yang mau belajar”.
Penulis: Amalia Sabilla Mukhtar
