Naiknya Rempah-Rempah Jadi Alasan Harga Nasi Goreng di Kampung Baru Naik

271 dibaca

teknokra.com: Harga nasi goreng di sekitar wilayah Kampung Baru, Bandar Lampung akan mengalami kenaikan dari Rp10.000,- menjadi Rp12.000,-, pada Minggu (20/6). Perkumpulan para penjual nasi goreng Kampung Baru telah menetapkan harga tersebut setelah melalui perundingan pada Selasa (15/6) lalu.

Kenaikan harga ini dikarenakan rempah-rempah yang harganya naik. Mereka mengeluhkan harga rempah-rempah yang semakin naik sedangkan harga nasi goreng yang mereka jual tetap sama.

“Keluhan istri-istri kami ini kalo di pasar sering ketemu belanjanyakan, ini mahal ini mahal, akhirnya kami temuan antara yang punya nasi goreng, itu kayak mana kalo kita naikan bareng-bareng harganya,” kata Mas Jum penjual nasi goreng Unila.

Sama halnya dengan penjelasan Mas Jum, Rama pemilik nasi goreng Pak D mengatakan bahwa kenaikan harga nasi goreng ini disebabkan karena kenaikan harga bahan-bahan pokok.

“Ya mungkin bahan-bahan pokok kali ya udah mulai naik ya. Karena harga dua belas ribu pun ya normal lah ya diukuran nasi goreng,” katanya.

Rama memilih menaikkan harga dibandingkan mengurangi porsi karena dia sudah pernah mencoba untuk mengurangi porsi, tetapi beberapa pelanggan protes.

“Saya sudah pernah sih kayak gitu dulu, kadang pelanggan kita yang biasanya makannya banyak kita kurangi porsinya emang ga semua protes cuman kan satu dua orang sudah mewakili sih,” katanya.

Mereka kompak untuk menaikkan harga supaya tidak terjadi ketimpangan terhadap harga nasi goreng di Kampung Baru.

“Kalau kita misalkan individu naik sendiri otomatis kan jomplang, nah ya laku sendiri” kata Sukirman penjual gasi goreng Granat.

Salah satu mahasiswa Universitas Lampung, Rahma Dwi (Pendidikan Matematika ’20) setuju dengan adanya kenaikan harga apabila kualitas rasa dari nasi goreng ditingkatkan.

“Kalo misalnya mau dinaikin ya rasanya dibagusin ya ditambahin apa gitu,” katanya.

Muhammad Hawari Perdana (Teknik Mesin ’15) lebih setuju apabila harga nasi goreng tetap Rp10.000,- tetapi porsi dikurangi.

“Sebagai anak kostan sendiri sih, tetep sih ya, kalaupun porsinya dikurangi karena kita tau ya nasi goreng di Kampung Baru sendiri kan porsinya banyak,” ujarnya.

Penulis: Antuk Nugrahaning Pangeran dan Syendi Arjuna

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

5 × 4 =