Patok Uang Pangkal Bagi Jalur Prestasi, Unila Acuhkan Kritik

Gedung Rektorat Universitas Lampung (Unila) Foto : Teknokra/ Arif Sanjaya
466 dibaca

Teknokra.co : Dalam penerimaan mahasiswa baru tahun 2023, terdapat dilema khusus bagi mahasiswa yang mendaftar jalur prestasi khusus. Sebab, Unila kini mematok uang pangkal yang dapat mencapai angka 15 hingga diatas 20 juta rupiah bagi calon mahasiswa yang masuk melalui jalur tersebut.

Hal ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya di mana jalur tersebut bebas biaya uang pangkal atau Iuran Pengembangan Institusi (IPI), tak sedikit dari mereka yang akhirnya mengurungkan niat untuk mencoba jalur tersebut.

Salah satunya Ahmad Fadhil (Akuntansi’23), yang kini menjadi mahasiswa baru Unila melalui jalur SNBT Unila. Fadhil merasa kecewa sebab bekal prestasi yang ia miliki tak bisa memberikan kemudahan baginya untuk lolos penerimaan mahasiswa.

“Saya masuk SNBT, jadi pada saat pembukaan pendaftaran jalur prestasi khusus saya tidak jadi (mendaftar), dikarenakan adanya biaya IPI dadakan,” ungkapnya.

Awalnya, dirinya direkomendasikan oleh kakak tingkatnya sewaktu SMA untuk mendaftar melalui jalur prestasi khusus tersebut, yang semula tak terdapat biaya pangkal atau IPI sampai terakhir di tahun 2022 lalu.

“Dari kakak alumni SMA saya, saya direkomendasikan oleh banyak kakak alumni saya yang masuk lewat jalur prestasi khusus dari dulu sampai tahun kemarin 2022 tidak ada biaya sama sekali,” katanya.

Dirinya merasa heran dengan jalur prestasi khusus di tahun ini terdapat biaya IPI. Apalagi, mahasiswa tidak diberitahu sejak awal mengenai hal tersebut, dan baru diberitahu saat proses pengisian formulir.

Nggak ada ketentuan dari awalnya pas udah daftar. (Saya) udah bayar pendaftaran, (kemudian) pas udah ngisi G form itu baru ada (Pemberitahuan),” tuturnya.

Selain Fadhil, Azzurio Aziz Wahyudi  (Ilmu Komunikasi’20) sebagai salah satu mahasiswa jalur prestasi khusus yang diterima tahun 2020 lalu, juga mengaku kecewa dengan kebijakan baru Unila tersebut. Ia merasa miris melihat adik-adiknya yang harus membayar IPI, meskipun memiliki rekor prestasi.

“Kemarin adek tingkat saya nggak jadi masuk Unila, karena uang IPI nya 25 juta. Padahal ia udah terima Japres, dia berprestasi,” katanya.

Mahasiswa yang beberapa kali memenangkan kompetisi bela diri tapak suci tersebut mengatakan, jalur prestasi seharusnya dapat menjadi jalur yang inklusif.

“Jadi nggak ada harganya lagi prestasi itu, (Jalur Prestasi) Udah sama kayak jalur mandiri,” ucapnya.

Azzurio yang kini menjadi ketua umum Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tapak Suci juga menilai bahwa kebijakan ini akan mengancam proses kaderisasi di bidang olahraga. Sebab, selama ini banyak mahasiswa yang menggeluti bidang tersebut diterima masuk melalui jalur Prestasi

“Yang jelas kecewa banget sih, karena itu menjadi jalur buat anak-anak yang punya prestasi, karena dari waktu SMA itu, UKM selalu memantau bibit untuk menjadi penerus mahasiswa berprestasi di Unila,” kritiknya.

Permasalahan ini, Kata Azzurio, akan membuat mahasiswa Unila kalah saing dengan kampus-kampus lain, sehingga juga akan berdampak pada capaian prestasi Unila kedepannya.

“Contohnya, ada anak pra-PON yang mau masuk Unila kamaren, dia sekarang beralih ke Itera, itu sama-sama keterima jalur prestasi tapi dia akhirnya memutuskan masuk Itera karena di sana nggak dipungut biaya sama sekali,” katanya.

Menanggapi hal ini Rektor Unila, Prof. Lusmeilia Afriani justru mengatakan jika tak ada jalur prestasi khusus di tahun-tahun yang lalu,

“Kalo nggak salah tidak ada jalur prestasi khusus di tahun kemaren, hanya ada jalur mandiri dan PMPAP,” tuturnya.

Menurutnya, jika ada calon mahasiswa yang ingin masuk melalui jalur khusus ke Unila tanpa biaya uang pangkal, Unila telah menyediakan jalur Penerimaan Mahasiswa Perluasan Akses Pendidikan (PMPAP) yang dibuka untuk anak-anak dari golongan tak mampu.

Nah di dalam pendaftaran di jalur mandiri yang khusus kan dia bayar UKT atau bayar SPI, jalur yang prestasi sama juga begitu, terus jalur yang PMPAP itu nggak bayar,” katanya.

Ia tak banyak berkomentar mengenai protes perihal pemberlakuan uang pangkal bagi mahasiswa jalur prestasi, jika mahasiswa merasa tak mampu membayar, maka Rektorat menyarankan untuk mengambil jalur lain.

Nah kenapa kalo dia nggak mampu kenapa nggak ngambil yang jalur PMPAP?, terus kedua pada saat dia daftar dia kan sudah baca sudah tau, kalo jalur prestasi khusus itu tetep ada bayaran,” pungkasnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ten − seven =