Teknokra.co : Terserempak tiga sosok menyeru suara lantang di depan pintu. Derit pelan kursi roda perlahan mengiris keheningan, seakan suara itu berasal dari lorong yang berbeda. Gemerlap lampu sorot perlahan terselimuti remang menyambut kedatangan sosok Ratna, sang tokoh utama. Itulah yang di rasakan saat menyaksikan pertunjukan seni teater bertajuk “Ratna Indraswari #2: Kunang-Kunang” persembahan karya seni pentas teater dari Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni (UKMBS) Universitas Lampung (Unila) di gedung Gerha Kemahasiswaan Unila lantai satu pada Minggu, (16/3).
Muhammad Rizky Akbar (Ilmu Komunikasi ’23), selaku Ketua Pelaksana mengungkapkan alasannya memilih Gerha Kemahasiswaan menjadi lokasi pementasan teater ialah sebagai upaya untuk menghidupkan kembali suasana gerha yang perlahan sepi.
“Kami sengaja memilih gerha mahasiswa ini karena sudah mulai sepi, jadi kami ingin meramaikan lagi lewat pementasan malam ini,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa proses latihan telah dilakukan sejak januari lalu, dengan waktu persiapan sekitar tiga bulan hingga pementasan berlangsung.
“Proses latihan telah kami lakukan sejak januari lalu, jadi udah tiga bulan prosesnya sampai pementasan sekarang,” tambahnya.
Rizky menyampaikan, meski proses latihan mamakan waktu yang cukup panjang, para aktor tetap menghadapi tantangan tersendiri selama prosesnya.
“Kalau kendala yang dialami selama latihan kurang lebih hampir semuanya sama. Susahnya lebih ke penghayatan, karena kita harus benar-benar jadi tokoh itu,” ujarnya.

Nur Suci Romadhona (Ilmu Komunikasi ‘22), selaku aktor utama, mengungkapkan rasa syukur dan antusias atas kepercayaan yang diberikan untuk memerankan tokoh utama dalam pementasan ini. Baginya, kesempatan ini menjadi tantangan sekaligus ruang untuk terus belajar.
“Saya sangat senang dan bersyukur bisa dipercaya memerankan tokoh utama di pementasan malam ini. Memang ada beban tanggung jawab yang besar, tetapi saya anggap ini sebagai tantangan agar saya bisa terus berkembang dan belajar lebih banyak lagi,” ujarnya.
Terkait kesulitan, ia mengaku cukup tertantang dalam membangun karakter yang kompleks dari tokoh yang diperankannya, terutama dalam mendalami perkembangan emosinya dari kecil hingga dewasa.
“Tantangan terbesarnya adalah bagaimana saya bisa menanamkan karakter ini dalam diri, karena perannya cukup berat. Saya harus memerankan perjalanan karakter ini dari kecil, remaja, sampai dewasa, dengan berbagai konflik dan titik balik yang emosional saat dia menghadapi takdir yang berat lalu bangkit dari itu semua. Perlu penghayatan emosi yang dalam untuk bisa membawakan peran ini dengan maksimal,” ujarnya.
Lentera Dzulqarnain (Sosiologi ’22), selaku Ketua Umum juga mengungkapkan alasannya memilih cerita Ratna Indraswari yang dianggap sangat menginspirasi. Meskipun memiliki keterbatasan fisik dan harus menggunakan kursi roda, Ratna mampu menciptakan karya-karya luar biasa yang diakui secara nasional.
“Kami memilih pementasan ini karena sosok Ratna Indraswari sangat menginspirasi kami. Dari kursi rodanya dan keterbatasan fisiknya, mbak Ratna berhasil menciptakan karya-karya hebat yang diakui secara nasional. Itulah yang akhirnya membuat kami mengangkat kisah beliau ke dalam pementasan ini,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan, bahwa kerja keras tim selama beberapa bulan terakhir akhirnya mendapat apresiasi dari mahasiswa dan masyarakat yang lebih luas.
“Senang, ada kelegaan karena akhirnya apa yang kami kerjakan selama beberapa bulan ini bisa diapresiasi oleh mahasiswa dan masyarakat yang lebih luas,” jelasnya.
Lebih lanjut, Lentera berharap agar pihak rektorat lebih memperhatikan gedung dan fasilitas yang digunakan untuk berproses, mengingat antusiasme mahasiswa dan masyarakat yang begitu tinggi terhadap pementasan ini.
“Melihat antusiasme mahasiswa dan masyarakat, kami jadi lebih bersemangat. Harapannya gedung ini bisa lebih diperhatikan oleh pihak rektorat. Karena di sini mahasiswa selalu berproses setiap hari, setiap bulan, setiap tahun. Sayangnya, gedung ini belum mendapatkan perhatian yang layak, padahal masyarakat sangat antusias melihat hasil proses kami. Semoga kedepannya kami lebih diperhatikan, baik dalam segi pendanaan atau fasilitas yang mendukung di kampus,” pungkasnya.