Pahit Manis Program KKN Unila

487 dibaca

1.-pahit-kkn

teknokra.co: Jumat pagi di awal Agustus. Suasana cerah Kota Metro menyambut kedatangan rombongan mahasiswa Unila yang hendak menaja Kuliah Kerja Nyata (KKN). Wali Kota Metro, Lukman Hakim menunggu di balai, menyambut rombongan mahasiswa.

Usai penyambutan, rombongan mahasiswa berkumpul di depan masjid Agung Kota Metro, sekitar dua jam lamanya. Barulah pukul 11.00, rombongan mahasiswa ditemani Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) bergegas menuju ke lokasi tujuan masing-masing.

Panji Setyo Ariska (Agroekoteknologi ’08) beserta lima belas rekannya, pergi ke Desa Ganjar Asri, Metro Barat. Sesampainya di desa, warga yang melihat kedatangan mahasiswa itu sempat keheranan. Rupanya masyarakat tak tahu menahu prihal kedatangan mahasiswa dari berbagai fakultas di Unila itu. Mirisnya, kepala desa setempat juga merasakan hal sama.

Panji selaku koordinator tim sempat kebingungan. Ia lalu berunding dengan kepala desa memberi penjelasan maksud kedatangan. Panji juga meminta tempat tinggal selama KKN berlangsung.

Menurut Panji, kepala desa keberatan jika enam belas orang mahasiswa tinggal di rumahnya. Itu karena jumlah mahasiswa yang terlalu banyak. Kepala desa lalu merekomendasikan rumah kontrakan milik salah satu keluarganya. Namun, tidak gratis. Mahasiswa dipungut biaya penginapan, Rp100 ribu per orang selama sebulan, belum termasuk biaya konsumsi.

Meski keberatan, Panji dan teman-temannya tak punya pilihan lain. Mereka tinggal dalam delapan kamar. “Saat itu hanya dapat menerima tawaran kepala desa, tak ada pilihan lain,” ujar Panji. “DPL juga tidak ada di tempat.”

Menurut Panji, respon masyarakat sekitar sangat kurang untuk mengikuti program KKN yang ditawarkan. Panji dan rekan-rekannya mengusung tema “Revitalisasi Pertanian”. “Lokasi KKN yang masuk Kota Madya menjadikan masyakatnya lebih individual,” ujarnya.

Panji merasa kesulitan mengaitkan tema dengan kondisi masyarakat sekitar. “Masyarakat justru lebih paham mengenai tema ini. Bahkan sebagian besar petani adalah Sarjana Pertanian.”

Namun hal itu tak menyurutkan langkah Panji dan timnya untuk menjalankan program binaan. Upaya mereka membuahkan hasil, masyarakat perlahan mulai tertarik dengan berbagai program yang ditawarkan.

Tim KKN membantu masyarakat membuat biogas, pupuk organik, melakukan punyuluhan gizi, praktek pemberdayaan makanan. Selain itu melakukan penanaman pohon serta pembuatan kebun sehat. “Meski masyarakat terkesan cuek, namun beberapa kegiatan yang kami lakukan mendapat respon yang antusias. Salah satunya pembuatan kebun sehat,” tutur Panji.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

19 + 20 =