Iwan sapaan akrabnya, harus menempuh kehidupan dengan kegigihan dan semangat untuk mengubah nasib, anak Kota Apel ini dapat bekerja di The Big Apple, New York. Sepuluh tahun mengembara di kota paling kosmopolit itu membuatnya berhasil mengangkat harkat keluarga sampai meraih posisi tinggi di salah satu perusahaan terbaik di dunia.
Buku ini mengambil setting di Amerika dan tempat-tempat di Indonesia. Sebuah cerita perjalanan hidup Iwan Setyawan. Seorang anak supir angkot yang bahkan lupa dengan tanggal lahirnya. Hidup dengan segala keterbatasan tak membuatnya terkukung di dalamnya. Masa kecil Iwan hanya ditemani buku pelajaran . Ditengah kesulitan ekonomi keluarga, Iwan harus berjuang bersama keempat saudaranya dengan mencari tambahan uang dari berjualan di saat bulan puasa, mengecat boneka kayu di wirausaha kecil dekat rumah sampai membantu tetangga berdagang di pasar.
Kejadian perampokan sewaktu hendak menonton pesta kembang api membuat Iwan hampir berpulang selamanya. Malam itupun akhirnya tak ada nyala merah hijau kembang api yang ia saksikan. Yang tersisa hanya biru di sudut bibir dan memerahnya T-shirt putih yang ia kenakan. Namun, di malam itulah awal pertemuan Iwan dengan sosok kecil berseragam merah putih. Penulis menjadikan sosok kecil ini sebagai media tempat bercerita.
Pendidikanlah yang membentangkan jalan keluar dari penderitaan. Lolos PMDK di Jurusan Statistika terbaik di Indonesia, Institute Pertanian Bogor menjadi pembuka jalan hingga ia sampai di New York. Berawal dari menjadi seorang profesional muda di gedung bertingkat di sepanjang jalan sudirman, berhasil menghantarkannya ke gemerlapan kota New York. Berkat kegigihannya dalam bekerja, membuatnya dipercaya untuk menjadi Direktur Internal Client Management di Kota tersebut.
Penampilan cover dua buah apel yang terdapat siluet kota Malang dan New York membuat pembaca lebih tertarik untuk membaca. Penulisan kata dan quote-quote motivasinya juga banyak yang menginspirasi. Dikemas dengan kombinasi alur campuran, membuat pembaca 9 summers 10 autumns ingin terus membalik halaman dan membaca hingga akhir. Potongan kisah setiap bab yang sarat akan makna membuat pembaca tidak bosan. Mengambil setting tempat – tempat di Indonesia dan Amerika juga membuat pembaca aktif berimajinasi. Terlebih dengan keindahan musim gugur yang digambarkan di Negri Adi Daya tersebut begitu mengesankan.Di dalam novel ini juga tersirat pesan tentang kekuatan cinta keluarga. Dukungan Bapak, Ibu, dan saudara-saudara perempuannya yang memberi kehangatan dan semangat untuk sang penulis agar tetap berjuang. Jalan hidup yang dilalui keluarganya juga yang akhirnya melahirkan sifat kesederhanaan dalam dirinya.
Kekurangan novel dengan tebal 221 halaman ini adalah sosok anak kecil berseragam merah putih. Tidak semua orang adalah pembaca sastra dengan imajinasi dan pengertian pada interaksi yang simbolik. Sangat mungkin ada pembaca yang tidak mengerti “siapa sebenarnya bocah berseragam SD merah putih”.
Judul: 9 Summers 10 Autumns
Penulis: Iwan Setyawan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tanggal Terbit: Mei 2013
Jumlah Halaman: 221 halaman
Harga: Rp. 47.000,-
Oleh: Fajar Nurrohmah