Ubah Limbah Oli Bekas Jadi Bahan Bakar Cair

Ilustrasi: Retnoningayu Janji Utami
304 dibaca
Ilustrasi: Retnoningayu Janji Utami
Ilustrasi: Retnoningayu Janji Utami

teknokra.co: Oli merupakan salah satu jenis minyak pelumas yang sering digunakan untuk kendaraan. Fungsinya sendiri untuk melarutkan kerak sisa pembakaran berupa serbuk besi hasil gesekan yang berkumpul di dasar bak oli kendaraan.

Namun, limbah tersebut tidak mengendap di mesin kendaraan tetapi mengembang di oli, sehinggga lama kelamaan oli menjadi kotor dan menjadi limbah. Limbah ini mengalami kerusakan, proses kimianya berubah dari basa menjadi asam akibat oksidasi. Selain itu, limbah tersebut juga mengandung senyawa hetero atom poli aromatik yang beracun. Untuk itu limbah oli perlu dikelola dengan baik.

Berawal dari diskusi saat makan siang bersama profesor pembimbingnya di Taiwan, Donny Lesmana mendapatkan tawaran untuk melakukan penelitian terhadap masalah limbah oli bekas yang banyak dikeluarkan dari salah satu pabrik perusahaan kimia di Taiwan, agar limbah oli bekas itu nantinya bisa bermanfaat, sehinggadapat meningkatkan efisiensi pabrik.

Donny sapaan akrabnya menerima tawaran tersebut. Ia tertarik karena menurutnya masalah ini hampir sama dengan masalah yang ada di Indonesia. Banyak limbah oli bekas yang saat ini belum dimanfaatkan dengan baik, ditimbun begitu saja. Penimbunan pun dilakukan secara asal-asalan sehingga dapat merusak lingkungan.

”Proses pyrolisis sendiri memerlukan alat berupa kondensor dan fakum penyedot. Saat proses pyrolisis berlangsung, Suhu tinggi sangat diperlukan dan perlu dijaga untuk memecah ikatan karbon (cracking) dari struktur makro molekul terurai menjadi molekul yang lebih kecil dan hidrokarbon rantai pendek. Produk yang dihasilkan dari proses pyrolisis pada limbah oli bekas ini berupa fraksi gas, residu padat dan fraksi minyak,” Ujar dosen lulusan S2 di Yuan Ze University, Taoyuan, Taiwan.

Oli yang digunakan dalam percobaan ini adalah oli bekas kendaraan bermotor. Sementara katalis bekas yang digunakan adalah jenis HZSM (katalis yang telah digunakan selama 100 jam pada temperatur 500 oC). Jenis Katalis ini meningkatkan laju reaksi dari proses konversi oli bekas menjadi bahan bakar cair. Cirinya berwarna kuning seperti warna minyak premium namun memiliki bau seperti solar, sehingga belum dapat dipastikan jenis bahan bakar cair apa.

Donny juga mengatakan, proses ini baik untuk lingkungan, namun masih perlu penelitian lebih lanjut, karena sulfur content pada jenis bahan bakar cair yang dihasilkan masih lebih dari 0.1 %wt, sehingga belum bisa diaplikasikan sebagai bahan bakar untuk kendaraan bermotor. Temperatur operasi masih tinggi sekitar 370 oC, sehingga dibutuhkan suplai panas yang besar dan memakan biaya yang mahal, waktu reaksi yang diperlukan sekitar satu jam. Fraksi gas yang terbuang ke lingkungan jika terus menerus dihirup, maka bisa terkena gangguan kesehatan bahkan kematian. Sehingga perlu analisis lebih lanjut terhadap gas buang serta modifikasi metode pengambilan gas buang agar kegiatan pengolahan limbah oli bekas dapat lebih aman bagi kesehatan dan lingkungan.

Dosen Teknik Kimia Universitas Lampung tersebut berharap bahan bakar cair yang dihasilkan bisa menjadi bahan alternatif energi baru. ”Saya akan mencoba memanfaatkan bantuan mikroorganisme untuk mereduksi sulfur dari bahan bakar cair yang telah dihasilkan,” Ujar Donny. selanjutnya akan dikembangkan sebuah reaktor multi feed sehingga semua jenis oli bekas dapat dirubah menjadi bahan bakar cair secara bersamaan dalam satu tempat. Kemudian menganalisis produk denganfuel analyzer, sehingga diketahui spesifikasi pasti dari bahan bakar cair jenis apa.

Laporan : Fitria Wulandari

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

three + nineteen =