Teknokra.co: Mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Jasmani (Penjas) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) berbondong-bondong mendatangi Gedung Dekanat FKIP Unila pada Senin (4/11). Aksi demonstrasi ini dilakukan sebagai aksi lanjutan untuk menuntut pihak kampus untuk memberikan sanksi tegas secara internal dan mengindahkan proses hukum atas dugaan kasus pengeroyokan terhadap mahasiswa Penjas Unila.
Tomi (Pendidikan Jasmani’21) sebagai koordinator lapangan menyampaikan bahwa, aksi ini untuk menuntut keadilan bagi terduga korban.
“Kami menuntut keadilan seadil-adilnya. Di sini kami tidak membalas dengan kekerasan,” tegasnya.
Ia juga menambahkan, bahwa pihaknya mengharapkan proses hukum berjalan seiring dengan pemeriksaan internal kampus, termasuk pemeriksaan terkait pelanggaran kode etik.
Selaras dengan Tomi, Gilang (Pendidikan Jasmani’21) menegaskan, jika pihak Dekanat tak mengambil tindakan tegas dari kasus tersebut, pihaknya memastikan bahwa aksi demonstrasi akan terus bermunculan.
“Apabila pihak Dekanat tidak mengindahkan apa yang sudah kami lakukan hari ini dan tidak merespons apa yang sudah ditetapkan dari pihak kepolisian, maka kami tidak bisa mencegah kemungkinan aliansi serupa akan muncul,” jelasnya.
Menanggapi tuntutan tersebut Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan FKIP Unila, Hermi Yanzi menegaskan bahwa, pihaknya telah mendengar dan merespons semua tuntutan mahasiswa. Perihal sanksi internal dari kampus, pihaknya masih harus melakukan pemeriksaan sebelum mengambil keputusan sesuai dengan peraturan Rektor.
“Proses hukum sudah berjalan di Polsek sesuai ketentuan yang berlaku. Untuk sanksi internal, kami memiliki payung peraturan rektor yang mengharuskan pemeriksaan dan pengambilan keputusan,” jelasnya.
Wakil Dekan II Bidang Umum dan Keuangan FKIP Unila, Albet Maydiantoro juga akan memastikan pihaknya terus mengawal proses hukum hingga tuntas.
“Kasus pengeroyokan ini sudah masuk ranah hukum. Kami akan menelusuri semua pihak yang terlibat dan memberikan sanksi tegas terhadap oknum yang telah melakukan tindakan brutal di lingkungan kampus,” ujarnya.
Pihak Dekanat juga telah menjadwalkan pertemuan pada hari ini pukul 13.30 WIB dengan para terduka pelaku untuk membuat pernyataan permintaan maaf melalui video.
Selama aksi berlangsung, sempat terjadi ketegangan ketika beberapa mahasiswa terpancing emosi. Namun, situasi berhasil dikendalikan oleh Koordinator Aksi. Para demonstran sempat mengancam akan menambah jumlah demonstran, jika tuntutan mereka tak terpenuhi.