Pembangunan Masjid Al-Wasi’i Mangrak Imbas Jemaah Terganggu

Foto: Teknokra/Putra Alam
109 dibaca

Teknokra: Sudah sejak 2022 lalu, pembanguna Masjid AlWasi’i takkunjung usai. Bukan hanya digunakan sebagai tempat ibadah saja, Al-Wasi’i juga diancang-ancang akan digunakan sebagai laboratorium pendidikan karakter. Makhasin Muhammad selaku Bendahara Badan Pengelola Harian (BPH) Masjid Al-Wasi’i menjelaskan bahwa lantai dasar al wasi’I bukan hanyadigunakan sebagai tempat salat, namun juga sebagai tempat kegiatan mahasiswa.

“Selama pindah disini yang pasti (selain tempat salat) udah dipakai buat kegiatan organisasi, ukm itu minjem tempat. Yang paling banyak sih ukm kerohanian,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa setelah transisi dari RSPTN ke lantai dasar Al-Wasi’i, terdapat beberapa perbedaan jemaah di Al-Wasi’i.

“Kalo di RSPTN dulu itu orangorang jarang kesana, karena tempatnya tersembunyi jemaahnya jadi dikit apalagi kalosholat 5 waktu itu dikit banget karena dugaan sound nya itu ketika azan gak bisa jangkau, cuma sekitar situ, kalo disini udah lumayan rame lah karena disini dekat FMIPA juga kan,” tambahnya.

Makhasin mengungkapkan bahwa adanya pembangunan di lantai dua membuat keadaan di lantai dasar kurang kondusif. Hal ini didukung dengan kondisi lantai dasar yang sangatterbuka, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan bagijemaah.

“Kadang kotorannya dari pembangunan itu turun kebawah jadi baru dibersihin udah kotor lagi, jadi ya kurang nyaman lah. Disini juga tempatnya terbuka banget aja itu agak gaknyaman,”ungkapnya.

Hal serupa juga dirasakan oleh Ariyanto (Pendidikan Bahasa Lampung’21), ia mengatakan bahwa dirinya merasa kurang nyaman dengan adanya pembangunan pada lantai dua, suarabising yang muncul dari pembangunan juga mengangguibadahnya.

“Untuk sekarang karena lagi proses pembagunan, itu kadang ada suara dari atas yang lagi pembangunan terus juga ada pembuatan sumur bor, tadi aja deh waktu masih salat zuhur sama salat asar masih ada suara diesel jadi waktu azan sama salat itu ya bayangin lah masa ada suara mesin bunyi, ya pasti kurang khusyuk ibadahnya, masih agak terganggu lah,” katanya.

Ia juga menambahkan bahwa jalan menuju Masjid Al-Wasi’i juga kurang nyaman dilewati oleh jemaah yang ingin ibadah disana.

Yang sedikit mengganggu itu kalau lagi hujan, karena itu tanah merah ya jadi kalau bawa motor atau jalan kaki agak sulit, karena jalannya itu jadi licin, tapi alhamdulillah dari pengurus masjid sedikit memberikan bantuan lah untuk kenyamanan, dibuatin timbunan untuk mengurangi becekbecek itu,” tambahnya.

Ariyanto berharap pembangunan Masjid Al-Wasi’i dapatdiselesaikan dengan telaten sehingga menciptakankenyamanan bagi jemaah.

“Kalau ada yang lebih nyaman kenapa enggak. Harapannya dari pihak yang terlibat dalam pembangunan, semoga dapat diselesaikan, gak berharap cepat, tapi semoga diselesaikan,” harapnya.

Selain itu, selama proses pembangunan, beredar kabar tidakmenyenangkan mengenai AlWasi’i, seperti adanya dugaan kongkalikong hingga julukan proyek asal jadi. Dengan beredarnya kabar tersebut, Amril Ma’ruf Siregar selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) justri enggan menanggapi kabar tersebut.

“Beritanya kredibel gak, ranah kebebasan berpendapat kadangkadang sering disalahgunakan, prinsip saya sih apa yang kita lakukan sudah ada prosedurnya. Al Wasi’i dibangun ada prosedur, soal beritaberita yang di sana saya tidak menanggapi,” katanya.

Amril juga menjelaskan bahwa transparansi dana sudahtersedia di salah satu situs web pelelangan dan terbuka untukmasyarakat umum.

“Ada di web namanya LPSE (Layanan PengadaanSecaravElektronik), danadana penggunaan ya, misalnya mereka (tender) mengajukan tagihan beli barang, kan kita cek di lapangan, terus diverifikasi lagi sama keungan rektorat, udah dicek semua kelengkapannya, baru di bayar, darimana sisi penggelapannya” jelasnya.

Amril mengungkapkan bahwa proses pembangunan AlWasi’i dipantau oleh konsultan supervisi yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan di lapangan.

“Jadi bukan hanya kontraktor di lapangan tapi ada konsultan supervisi yang kita tunjuk mengsupervisi pekerjaan itu, dan dia bertanggung jawab juga” ungkapnya.

Amril juga menjelaskan bahwa tender yang melakukan pembangunan bukan dari civitas akademika Unila, proses pemilihan tender juga melalui seleksi yang dilakukan di luar provinsi Lampung.

“Tendertender di unila ini tidak ada yang tender dari Unila sendiri, semua diserahkan di satuan pelaksana di Jakarta. Jadi unit pengadaan dan jasa dari kementrian, panitianya di sana semua, nanti kalau sudah diseleksi dengan ketentuan yang berlaku baru ditentukan pemenangnya (tender) lalu diserahkan ke kita” jelasnya.

Amril menuturkan bahwa pembangunan Al-Wasi’i tidak mengkrak, namun sedang di tahap yang memerlukan banyakwaktu.

“Jadi ada proses, prosesnya juga memakan waktu, jadi ada jeda antara waktu yang tahun lalu dan tahun sekarang, kan ada masa pemeliharaan 6 bulan, setelah 6 bulan itu kita lanjutkan tahap berikutnya,” tuturnya.

Amril menambahkan bahwa pengerjaan Al-Wasi’i ditargetkan akan selesai pada akhir tahun 2024.

“Kalo dikontraknya Desember (selesai) kalo tidak terjadi keterlambatan, fungsi utama dari Masjidnya selesai semua, baik itu dilantai 1, lantai 2, ruangruang kelas untuk adekadek mahasiswa, kalau tahun lalu kita bangun basementnya yang sekarang jadi tempat ibadah di situ,” pungkasnya.

Penulis: Faridh Azka

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

12 + 3 =