PMPATD Pakis Tumbuhkan Jiwa Sosial

443 dibaca

teknokra.co: Lima belas peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) mengantre di depan petugas medis. Di tangan para peserta tersemat alat tulis, papan ujian, dan map. Tiap peserta diberi jarak setengah meter oleh petugas. Sebelum diizinkan masuk ke ruangan, suhu mereka dicek menggunakan termometer gun.

Petugas itu menggunakan seragam merah. Di lengan kirinya terpasang bordir logo organisasi. Mereka adalah relawan tim bantuan medis (TBM) yang tergabung dalam PMPAD Pakis, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung.

Muhammad Jundi (Kedokteran ’17), Ketua Umum PMPATD Pakis mengatakan kehadiran TBM dalam suatu acara memiliki peranan yang krusial. Jika pasien tidak mendapatkan pertolongan pertama dengan tepat akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Sebab, terdapat langkah-langkah medis yang harus dilalui pada pertolongan pertama.

“Kita pastiin dulu posisi korban sama penolong itu aman dan nyaman. Jadi korban itu mesti di posisikan berbaring lurus, pakaian kalo bisa dilonggarin, jangan banyak orang yang di sekitarnya. Baiknya kaki agak dinaikin, jadi diganjal gitu bawah lututnya biar darah ngalir ke kepala,” jelasnya.

Langkah selanjutnya cek tingkat kesadaran atau cek respon pakai metode AVPU (Alert, Verbal, Pain, Unresponsive) diliat tubuh peserta yang sakit ini bisa respon sampai sejauh mana.

“Setelah itu kita pantau aja kalo semua masih dalam keadaan stabil, mungkin berapa menit nanti siuman. Atau kalo udah ada kegawatan, langsung kita larikan  ke RS kesehatan terdekat,” tambahnya.

Ia mengungkapkan saat menjadi TBM terkadang Pakis mengalami kendala pada logistik obat. Kendala lain juga terkadang kurang koordinasi dari panitia penyelenggara yang bekerjasama.

Ia juga bercerita anggota Pakis acap kali tidak dihargai saat berada di lapangan. “Kita kan bantuan medis. Jadi yang kita tawarkan tenaga. Pernah juga kita lokasinya jauh, transportasi nggak ditanggung, makan juga nggak ditanggung. Kita juga kan mahasiswa sama aja,” ungkapnya.

Senada dengan Jundi, Detty Novianty (Kedokteran ’17), Anggota Pakis pernah mendapatkan kesulitan ketika turun lapang menjadi TBM saat PKKMB. Ia mengungkapkan ketika menjadi TBM mendapatkan kesulitan karena terkadang ada peserta yang pura-pura sakit.

“Kita tahu nih kalau dia pura-pura sakit dan kita pasti sama dokter juga, tapi yang pura-pura sakit tadi tetep kekeh tidak mau balik lagi, malah di pos aja main game,” jelasnya.

Muhammad Jundi menuturkan selain menjadi TBM, pakis juga melakukan kegiatan sosial lain. Kegiatan tersebut berupa membangun pos kesehatan di daerah bencana dan menjadi relawan tim bantuan medis. Selain itu, Pakis bersama lembaga kemahasiswaan tingkat Fakultas Kedokteran Unila (BEM F, DPM, FSI, dan Lunar) melakukan penggalangan dana untuk pengadaan APD bagi nakes di RS Lampung pada April lalu.

Penulis Chairul Rahman Arif

Catatan redaksi tulisan ini juga dimuat di Tabloid Teknokra edisi 161.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

three × 3 =