Teknokra.co : Masyarakat menggelar aksi sebagai respon terhadap gangguan yang dirasakan akibat aktivitas stockpile batubara milik perusahaan PT. Global Mahardika Logistik (GML) dan PT. Sentral Mitra Energi (SME) di Jalan Yus Sudarso, Gg. H. Ilyas, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Bumi Waras pada Jumat, (22/12).
Guntoro, salah satu warga Kelurahan Way Lunik mengatakan, bahwa aksi tersebut dilakukan sebab debu yang dihasilkan dari stockpile tersebut mengganggu kegiatan dan merusak kualitas ekonomi masyarakat setempat.
“Banyak warga-warga yang punya perekonomian di sana, khususnya yang punya rumah makan, debunya itu nempel di tempat makan mereka. Jadi kan engga enak lah masa tamu-tamu mau makan kena debu itu,” katanya.
Ia juga menambahkan, bahwa dampak yang dirasakan tidak hanya dari segi ekonomi, tetapi juga dari segi kesehatan.
“Kita pernah waktu itu salat subuh sesak nafas di tenggorokan itu kering banget debunya itu kerasa beda,” tambahnya.
Eva, salah satu peserta aksi, juga menyoroti lambatnya respon pemerintah dalam menangani masalah ini. Tak hanya itu, ia juga menekankan, bahwa kesehatan masyarakat perlu menjadi prioritas.
“Kami juga ingin hidup normal seperti pemerintah, kalau sakit yang disalahkan virus padahal penyakitnya gara-gara debu yang mereka taruh,” kata Eva.
Sementara itu, Camat Bumi Waras, Budi Ardiyanto menjelaskan, bahwa Walikota Bandar Lampung, Eva Dwiana sudah menyampaikan ultimatum untuk memindahkan stockpile dalam 3 hari, dengan ancaman penutupan jika tidak dipatuhi.
“Ibu Wali Kota Bandar Lampung sudah datang langsung ke perusahaan PT. SME dan memberikan waktu selama 3 hari untuk memindahkan stockpile batu baranya, jika masih beroperasi Ibu Wali Kota akan menutup,” pungkasnya.