
Unila Tek: Sekitar 200 Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Lampung, melakukan aksi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Tugu Adipura pada Kamis (29/3). Aksi yang dimulai pada pukul 16.00 WIB tersebut didasari atas kekecewaan mahasiswa terhadap janji Presiden Joko Widodo yang tidak akan menaikkan harga BBM.
Kenaikan harga BBM ini dipicu oleh naiknya harga minyak dunia. Saat ini harga BBM jenis pertalite telah mencapai harga Rp8.000 per liter dari harga sebelumnya Rp7.700 per liter. Sedangkan jenis pertamax dari harga Rp8.700 per liter menjadi Rp9.000 per liter.
Menurut Muhammad Fauzul Adzim, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unila, alasan pemerintah dalam menaikkan BBM bukanlah tindakan yang tepat. “Pemerintah dipercaya memiliki fasilitas dan kemampuan serta kekuasaan dalam membuat kebijakan. Seharusnya kebijakan tersebut tidak membebani masyarakat, khususnya masyarakat menengah ke bawah,” ujarnya.
Dalam hal ini mahasiswa menutut agar pemerintah memberikan kejelasan yang pasti mengenai harga BBM, mereka menuntut Pemerintah dapat menurunkan harga BBM, serta dapat menstabilkan perekonomian Indonesia.
Presiden BEM Politeknik Negeri Lampung, Risky Pratama juga mengatakan, aksi ini merupakan keluhan dari mahasiswa karena sudah kedua kalinya pemerintah menaikkan harga BBM tanpa sepengetahuan rakyat. “Aksi ini adalah keluhan kami sebagai mahasiswa, karena kita melihat hal ini sudah terjadi kedua kalinya pemerintah menaikan harga BBM tanpa sepengetahuan rakyat Indonesia,” jelasnya.
Laporan : Siti Haliza, Halfa Nur Faiza
Editor : Silviana