Tek-Online: Jika dulu kuliah di kedokteran harus memakan waktu yang lama kini tidak. Karena sistem perkuliahan yang dulu konvensional menjadi Kurikulum Berbasis Kompetisi (KBK). Sistem ini secara nasional sudah diterapkan pada tahun 2004
di seluruh Universitas Se-Indonesia, tetapi baru sejak tahun 2008 sistem ini diaplikasikan di Kedokteran Unila. Sistem KBK ini mentargetkan mahasiswa kedokteran untuk lulus 3,5 tahun dan UNILA telah mencapai target 65% bagi mahasiswa yang mampu lulus 3,5 tahun secara camlaude.
Menurut dr. Muhartono selaku Pembantu Dekan I Fakultas Kedokteran sistem ini sangat baik diterapkan di dalam kedokteran, karena dengan adanya sistem ini para mahasiswa dilatih untuk menjadi calon dokter yang kompetitif. Selain itu, sistem KBK ini diuraikan menjadi 9 kompetensi, berbeda dengan sistem konvensional yang hanya memiliki 7 kompetensi. Salah satu contoh adalah area kompetensi 1 yaitu komunikasi yang aktif.
“ Dulu, banyak dokter yang kurang bisa berkomunikasi baik dengan pasien, tetapi sekarang setelah ada sistem KBK pada area kompetensi 1 yaitu komunikasi yang efektif , para calon dokter dilatih untuk dapat berkomunikasi secara baik dengan para pasiennya,”ujar pria kelahiran tahun 70an ini. Selain itu beliau mengatakan bahwa sistem ini lebih terstruktur atau tersusun dalam mata kuliahnya. Berbeda dengan sistem konferensioal yang tidak terstruktur tetapi lebih kependalaman materi.
Hal ini dibenarkan oleh Raisha (Kedokteran 08) ia menyatakan sistem KBK ini lebih terstruktur, sehingga materi mata kuliah tidak mudah lupa karena saling berkaitan. Hal yang sama pula disampaikan oleh Nadia Ayu Shevia (Kedokteran 09) “ Sistem KBK ini lebih terstruktur atau sistematis, selain itu untuk lulus juga lebih cepat berbeda dengan sistem konvensional yang mata kuliahnya tidak terstruktur dan untuk lulus pun lebih lama walaupun sistem KBK ini terkesan terburu – buru dan fasilitas kurang memadai”
Bapak Muhartono juga mengungkapkan bahwa di dalam sistem KBK ini telah menggunakan sistem student center . “ Dulu kedokteran unila masih menggunakan sistem teacher center, tetapi sekarang di dalam sistem KBK ini sudah menggunakan sistem student center,gampangnya dulu mahasiswa harus dibebankan dengan mata kuliah yang banyak tapi sekarang sudah dibuat 1 blok untuk 15 mata kuliah.
Dimana ada 4 yang harus dilewati yaitu minim lecture yaitu kasus – kasus tertentu, lalu tutorial, dimana mahasiswa diberi kasus dan harus dipecahkan guna mencapai tujuan pembelajaran, lalu pratikum tiap mata kuliah dan CSL (Clinik Skill life). Bahkan mahasiswa semester awal sudah mampu untuk menginfuse pasien secara benar,” ujar nya.
dr. Riki sebagai sekretaris bagian pendidikan kedokteran mengharapkan pihak rektorat untuk memperhatikan sistem ini karena biaya operasionalnya mahal dan membutuhkan SDM yang banyak*