teknokra.co: Locally integrated, globally connected merupakan program Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Melalui program ini pemerintah berusaha melakukan pemerataan dengan mendorong pertumbuhan baru di daerah-daerah, program ini mengacu pada pertumbuhan dan perkembangan perekonomian Indonesia yang secara lokal saling terintegrasi dan terkoneksi secara global. Hal ini disampaikan Bambang Utoyo S dalam seminar nasional ekonomi yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unila di Museum Lampung, Senin (8/7).
Lebih lanjut ia mengatakan, untuk mengimplementasikan program tersebut banyak yang harus dilakukan. “Menciptakan sistem yang mendukungprogram ini, bahkan reformasi birokrasi harus dilakukan ketika birokrasi yang ada saat ini tidak sesuai, meningkatkan kemampuan SDM, kesiapan pasar untuk menyediakan bahan untuk pembangunan infrastuktur,” paparnya.
Sementara itu, turut hadir sebagai pembicara dari staf ahli Kementerian Keuangan Dr. Supriadi mengatakan program yang dicanangkan mulai 26 Mei 2013, memiliki 6 koridor salah satunya pulau Sumatera, yang mengusung tema “Sentra Produksi dan Pengelolahan Hasil Bumi, dan Lumbung EnergiNasional”. Kelapa sawit, karet, batu bara dan besi baja merupakan empat kegiatan ekonomi utamanya. Selain itu juga Sumatera merupakan daerah yang memiliki potensi pertumbuhan perekonomian yang baik, pengelolaan akses dan aset akan mendorong dan meningkatkan pertumbuhan pusat perekonomian yang ada di Sumatera.
Ia berpendapat dengan kegiatan ekonomi berbasis inovasi akan semakin meningkatkan perekonomian, misal menciptakan industri dasar di Lampung. melalui MP3EI ini pemerintah memberikan prioritas pada percepatan pembangunan ke proyek infrastruktur, seperti pembangunan jalan dan jembatan, kereta api, pelabuhan dan Bandar udara.
“ Hal ini dapat meningkatkan konektivitas dan membangun pusat pertumbuhan di koridor Sumatera seperti pembangunan JSS diharapkan dapat membuka daerah-daerah yang memiliki potensi ekonomi, menjadi sarana efisien untuk pengangkutan barang dan jasa antar pulau Sumatera-Jawa, dan meningkatkan daya tarik ekonomi di Sumatera sendiri,” jelas Supriadi.
Ia melanjutkan, peningkatan koneksi dan infrastruktur sebagai upaya menunjang pengembangan setiap kegiatan ekonomi utama koridor Sumatera,pembangunan struktur ruangnya disesuaikan dengan pola pergerakan kegiatan ekonomi utama dari kebun,dan tambang batu bara menuju tempat pengolahan dan atau kawasan industri yang selanjutnya menuju pelabuhan, pembangunan diarahkan untuk melayani angkutan barang.
Dosen Fakultas Teknik Unila Drs. Rahayu Sulistio menjelaskan Misi MP3EI merupakan sarana unntuk mencapai visi 2025, ada poin-poin yang harus dipenuhi dalam implementasi kebijakan yang merupakan road map percepatan, perluasan, dan pembangunan ekonomi seperti sistem yang terpadu. Peningkatan nilai tambah dan perluasan rantai nilai proses produksi serta distribusi pengolahan aset dan akses, SDA, kesiapan SDM, geografis, melalui penciptaan kegiatan yang terintegrasi dan sinergis antar pusat kawasan pertumbuhan ekonomi.
Hal tersebut merupakan kerangka acuan untuk mewujudkan perekonomian yang semakin tinggi, lapangan kerja semakin luas, dan kemiskinan akan makin dapat dikurangi dan pada gilirannya kesejahteraan masyarakat dapat dicapai. “Pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, jalur kereta api dan lainnya tidak akan mengganggu perekonomian atau meninggkatkan jumlah pengangguran, malah akan meningkatkan sektor kerja yang baru, dan akan menjadi daya tarik ekonomi bagi daerah-daerah sekitarnya,” ujar Rahayu (Hayatun Nisa F)