Kampus  

Mahasiswa Unila Tuntut Tanggungjawab Rektor

247 dibaca
teknokra.co: Senin (20/05) sejumlah mahasiswa dan dosen yang tergabung dalam Forum Penyelamat Unila melakukan aksi di depan gedung rektorat menuntut klarifikasi kasus pemalsuan ijazah.
teknokra.co: Senin (20/05) sejumlah mahasiswa dan dosen yang tergabung dalam Forum Penyelamat Unila melakukan aksi di depan gedung rektorat menuntut klarifikasi kasus pemalsuan ijazah.

Aksi ini dipicu oleh kekecewaan terhadap rektor karena meluluskan seorang mahasiswa Jurusan Komunikasi angkatan 2000 bernama Fajrian yang lulus dan memperoleh ijazah tanpa membuat skripsi ditahun 2011 lalu.

Menteri Aksi dan Propaganda Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unila, Pimal Ibrahim (Hukum ’09) menuntut klarifikasi dan pencabutan ijazah.

Dalam aksinya Pimal menunjukkan bukti fotokopi data mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang diwisuda Desember 2011, pertama hanya berjumlah 62 mahasiswa dan yang kedua berjumlah 63 mahasiswa termasuk nama Fajrian.

“Kami tidak meminta rektor untuk turun, namun kami hanya meminta klarifikasi mengenai masalah Fajrian yang lulus tanpa adanya skripsi,” ujar Pimar berorasi.

Tak hanya mahasiswa yang berorasi, tetapi juga dosen ikut serta dalam aksi ini. mantan Rektor Unila Prof. Muhajir Utomo juga menyampaikan kekecewaanya dengan adanya pemalsuan ijazah ini. “Saya malu memiliki rektor seperti anda, kami malu menjadi dosen Unila, kami malu menjadi mahasiswa Unila,” ujar muhajir dalam orasinya yang juga disambut dengan terikan senada oleh dosen dan mahasiswa yang ikut serta dalam aksi tersebut.

Ia juga menegaskan bahwa mahasiswa menuntut rektor dan pembantu rektor (PR) I untuk memberika klarifikasinya mengenai masalah Fajrian yang lulus tanpa membuat skripsi bukan mengelak dan memberi jawab lain.

Mendengar adanya aksi tersebut Rektor Unila, Prof Sugeng P Harianto langsung menemui dosen dan mahasiswa yang berorasi. Ia juga di dampingi oleh PR I Prof. Hasriadi Mat Akin dan PR III Prof.Sunarto.

“Saya akan bertanggung jawab mengenai masalah yang terjadi di Unila baik masalah keuangan maupun masalah akademik, mengenai Fajrian akan ditindak lanjuti oleh Inspektorat,” terang Sugeng.

“ Data tersebut salah cetak,” timpal Prof Hasriadi menaggapi data wisuda Desember 2011.

Mendengar jawaban tersebut peserta aksi kian geram. “Ini tulisan siapa pak? Bagaimana mungkin bisa salah cetak ,” tambah Pimal.

Tak hanya mahasiswa yang kesal mendengar jawaban tersebut, Prof Sutopo yang juga ikut serta dalam aksi dengan tegas mengatakan bahwa hal tersebut melanggar peraturan. “Bagaimana mungkin Fajrian dapat diluluskan, sementara dia telah melanggar peraturan. Pertama Fajrian telah melampaui batas masa mukim yang telah ditentukan, kedua Fajrian tidak lulus toefl sebanyak 450. Bagaimana mungkin mahasiswa seperti itu dapat diluluskan,” ujarnya.

Mendengar ucapan itu rektor dan PR I hanya diam lalu pergi meninggalkan para demontrasi dengan dalih masih memiliki banyak agenda. (Lia Vivi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

fourteen − eleven =