Rabu (7/12) sore, salah satu dari tiga pelaku pencurian kendaraan bermotor (Curanmor) tewas diamuk massa, yakni Guntoro alias Andi Irawan (37). Warga Pinang Jaya, Kemiling tersebut tertangkap tengah melancarkan aksi pencurian sepeda motor yang terparkir di parkiran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila.
Menurut Kasi Humas Polsek Kedaton Iptu Syafril pelaku menjadi bulan-bulanan mahasiswa yang emosi mengakibatkan kondisi Andi menjadi babak belur, sehingga langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, namun karena mengalami luka serius Andi langsung dipindahkan ke Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek. Pada saat perjalanan ke Rumah Sakit Andi mengembuskan nafas terakhir. “Pelaku meninggal karena mengalami luka parah di bagian kepala dan sekujur dada,” ujarnya.
Salah satu Satpam FKIP yang tengah berjaga, M. Ridwan, menjelaskan pelaku terdiri dari tiga orang yang menggunakan motor merek Vixion. Satpam sudah mencurigai sejak memasuki portal FKIP karena gerak-geriknya, sehingga Satpam langsung mengintai pelaku. Disaat pelaku hendak mencongkel salah satu motor yang terparkir di FKIP Satpam langsung berteriak maling. Akibatnya, mahasiswa dan satpam mengejar salah satu pelaku, yakni Andi yang sempat mencoba kabur ke arah gedung Dekanat FKIP Unila. “Pelaku yang tertangkap langsung dikeroyok oleh ratusan mahasiswa, walaupun sudah banyak Satpam Unila, tetapi tak mampu meleraikan emosi massa yang banyak,” tutur Ridwan.
Satpam Unila lain, M. Ali, menjelaskan pelaku sudah melakukan aksi lebih dari satu kali di Unila. Salah satunya pernah dipergoki saat hendak mencuri motor di Fakultas Teknik, tetapi berhasil melarikan diri. Barang bukti yang sudah diamankan berupa satu tas yang berisi tuju kunci leter T, KTP, dua STNK, dua paket sabu, dan satu tirex yang langsung diserahkan ke Polsek. “Dua Pelaku yang berhasil kabur akan dilakukan pengejaran,” ujarnya.
Menurut Supriyadi selaku Wakil Dekan 3 FKIP Unila yang ikut mencoba meleraikan dari amukan massa pun kesusahan karena seharusnya jangan langsung dihakimi karena sudah ada pihak yang berwajib. “Dengan adanya sistem parkir yang baru ini, sehingga mempersempit ruang gerak pencuri di FKIP, tatapi secanggih apapun alatnya yang penting adalah saling kerja sama dari seluruh sivitas akademika, karena untuk menciptakan rasa aman dan nyaman,” paparnya.
Supriyadi pun menghimbau kepada seluruh mahasiswa dan sivitas akademika untuk tidak saling menghakimi pelaku karena sudah ada pihak yang berwajib yang menangani.
Laporan: Alfanny Pratama Fauzi