Daun Bungur, Ide Alternatif Penghambat Diabetes Mellitus

836 dibaca

teknokra.co: Daun bungur digagas dapat menjadi obat alternatif penghambat diabetes melitus. Hal ini tertuang dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM-PE) yang berjudul “Uji Efektivitas Daun Bungur (Lagerstroemia speciosa L.) sebagai Alternatif Penghambat Diabetes pada Mencit (Mus musculus L.) dengan Paparan Aloksan.”

Ria Novitasari, anggota tim menuturkan di tiap bagian tumbuhan bungur mengandung senyawa obat seperti saponin, flavonoid, dan tanin.

“Beberapa penelitian telah membuktikan efektivitas dari daun bungur sebagai alternatif penghambat diabetes pada mencit yang terindikasi diabetes. Karena daun bungur mengandung senyawa kimia seperti senyawa triterpenoid (asam oleanolic, asam arjunolic, asam asiatik, asam maslinic, asam korosolat dan asam 23- hidroksiursolat, ) yang merupakan fitokimia utama dalam daun bungur,” tuturnya.

Jensa Yuswantoro, anggota tim mengatakan dalam kajian literatur ditemukan banyak studi fokus pada asam korosolat yang dikandung daun bungur. Asam korosolat ini secara signifikan menurunkan kadar glukosa darah pada mencit diabetes.

“Senyawa tersebut memiliki efek antihiperglikemik dengan meningkatkan penyerapan dan pemanfaatan glukosa dalam sel dengan mengangkut glukosa terstimulasi. Dengan demikian, daun bungur dapat berperan dalam mengatur kadar gula darah dan insulin dalam darah dan dapat dijadikan kandidat alternatif sebagai penghambat diabetes mellitus.”

Fatimah Alhafizoh, ketua tim menceritakan latar belakang menggagas obat dari daun bungur ini. Menurutnya, bahaya penyakit diabetes mellitus menjadi masalah kesehatan utama di dunia. Indonesia menduduki peringkat 6 dari 10 negara dengan jumlah pasien diabetes tertinggi.

Selanjutnya, daun bungur menjadi ide alternatif penghambat diabetes mellitus. Sebab, selama ini tumbuhan tersebut hanya dimanfaatkan sebagai tanaman hias.

“Kami berharap bahwa kedepannya, judul dari PKM ini akan ada pengembangan dan realisasi. Sehingga kedepannya gagasan ini dapat berguna untuk orang lain,” harapnya.

Ide ini berhasil lolos seleksi pendanaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta tembus sampai ke ajang bergengsi di seluruh Indonesia yaitu Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas).

Tim yang dibimbing oleh Dra. Tundjung Tripeni Handayani, M. S (Dosen Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Lampung) ini adalah salah satu dari tiga tim PKM PE dari Jurusan Biologi, FMIPA Unila yang lolos pendanaan sampai ke Pimnas.

Saat ini mereka tengah bersiap-siap untuk tahap Pimnas 33 yang akan dilaksanakan sebentar lagi yaitu pada tanggal 24-29 November 2020. Pimnas kali ini berkerjasama dengan Universitas Gadjah Mada dan dilangsungkan secara daring.

Rilis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

eighteen − 13 =