Teknokra.com: Setelah melakukan turun lapang di pantai Sari Ringgung dan pulau Tegal Selasa (18/10), peserta Pelatihan Jurnalistik Tingkat Nasional Teknokra Jejama 2016 melakukan presentasi hasil peliputan, Rabu (19/10) di hotel Kridawisata. Presentasi hasil peliputan ini langsung dinilai dan dikomentari oleh CEO DSLR Cinematography Indonesia Benny Kadarharianto.
Sebelumnya peserta dibagi menjadi enam kelompok dan untuk setiap kelompok menampilkan satu video yang telah melalui proses editing. Keenam video masing-masing berjudul ‘A Trip to Tegal Island’, ‘Alam Butuh Rasa Untuk Diresapi’, ‘Bukan My Trip, My Avenger’ dan ‘Surga di Pulau Sari Ringgung’.
Setelah mesnyaksikan hasil video keenam peserta, Benny mengatakan video dengan kualitas gambar yang biasa dengan suara yang jernih lebih baik daripada video dengan kualitas gambar yang bagus dengan kualitas suara yang tak jelas terdengar. “Karena hal yang paling utama dari sebuah video jurnalistik adalah suara yang jernih,” ujarnya. Dalam video jurnalistik juga harus diberikan deskripsi tulisan atau deskripsi langsung dari reporter supaya penonton mengerti benar isi video tersebut.
Benny pun berujar bahwa dalam pengambilan video travel journalism, tripot memiliki peran yang sangat penting, selain untuk menjaga supaya video yang diambil tidak bergeser terlalu sering, juga sebagai sarana untuk membuat video yang dibuat memiliki sedikit effect dengan menggerakkan tripot secara memutar untuk pengambilan video panorama.
Hal terpenting dari sebuah pengambilan video, tambah Benny, apapun itu adalah kita harus menyatu dengan kamera agar mendapatkan hasil yang maksimal. “Untuk mendapatkan video jurnalistik dengan hasil yang baik, kita harus mengawini kamera kita sendiri, mengerti peralatan milik kita, maka hasilnya akan baik pula,” jelasnya.
Dari presentasi video perjalanan, panitia telah menyeleksi video terbaik yang jatuh pada kelompok empat; Aldy Santoso, Epriyadi, Martha Novia Manullang, dan Riyami Sabodi. Sementara untuk kepenulisan terbaik dimenangkan oleh kelompok tiga; Axvel Gion Revo, Azizah Syahrofa Limbong, Erna Safitri, dan Farhan Rahmatullah.
Laporan: Ardah Mahadasari
Editor : Yola Septika