Musik Klasik Hippun, Hidupkan Seni Berbahasa Lampung

Pementasan musik klasik Lampung “Hippun” persembahan Orkes Bada Isya dari Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni (UKMBS) Universitas Lampung (Unila) di Gedung Teater Tertutup, Taman Budaya Lampung pada Minggu, (28/7). Foto : Teknokra/Nisya Ananda Shaliha
706 dibaca

Teknokra.co : Sepuluh petikan gitar klasik Lampung berpadu dengan syair-syair sastra lisan Lampung dikemas apik, dan membuat mata tertuju ke arah panggung.

Itu lah gambarang singkat dari pementasan musik klasik Lampung persembahan Orkes Bada Isya dari Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni (UKMBS) Universitas Lampung (Unila) di Gedung Teater Tertutup, Taman Budaya Lampung pada Minggu, (28/7). Musik klasik Lampung yang dipersembahkan menjadi penutup dari festival seni bahasa Lampung yang bertajuk “Menatap Tubuh Bahasa.” yang diinisiasi oleh Komunitas Berkat Yakin (Kober). Tak hanya itu, musik ini juga mendukung tujuan utama festival, yakni menghidupkan seni berbahasa Lampung.

Hippun” tajuk musik yang dipersembahkan UKMBS dalam pementasan musik klasik senada dengan pertunjukan yang terlihat, mementaskan sebuah musik klasik dan syair Lampung dengan berirama dan bersama-sama dalam satu panggung pertunjukan. Hippun memiliki arti “Berkumpul” yang mencerminkan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong masyarakat Lampung. Kata hippun yang digunakan UKMBS dengan penata musik Tony Bharata, merupakan pementasan sepuluh petik gitar klasik Lampung yang dinyanyikan dengan syair- syair lirik berbahasa Lampung.

Lirik demi lirik syair yang terdengar sangat merdu itu, ternyata memiliki perjuangan oleh UKMBS Unila untuk menyesuaikan agar dapat dimainkan dengan sangat indah. Seperti pernyataan dari salah satu penampil,  Ahmad Musyaffa Purnama (Teknik Geodesi’19), ia mengatakan bahwa perlu waktu lumayan lama untuk menyiapkan pertunjukan ini. Selain itu, latihan-latihan teknis juga paling penting, seperti menafsirkan syair-syair.

“Latihan ini kurang lebih 3 bulan dari bulan Maret, pertama mulai latihan, Sebelum itu kita harus mengenal apa itu gitar klasik abis itu membedah naskahnya, abis itu kita terjemahkan gitu,” ujarnya.

Orkes bada isya, itulah nama yang sering disebut dan dikenalkan UKMBS Unila untuk divisi musik. Musik klasik yang dimainkan dengan gitar klasik dan syair-syair Lampung ternyata membuat para penonton terpana. Penampilan 10 lagu klasik Lampung yang dipersembahkan membuat antusias para penonton, salah satunya adalah Azzikri Reza Pahlevi (STIS’22) salah satu mahasiswa asal Lampung yang berkuliah di salah satu universitas di Jakarta. Ia mengungkapkan, bahwa memiliki tujuan utama untuk menonton festival ini, karena ingin mencari referensi mengikuti lomba.

“Jadi ini menjadi salah satu referensi buat lomba di kampus,” ungkapnya.

Ia juga mengatakan, bahwa baru mengetahui adanya musik Lampung yang dikemas dengan menarik.

“Belum tau ya kalo musik Lampung ini se-keren ini,” katanya.

Ketua pelaksana, Alexander GB berharap, generasi muda dapat mencintai bahasa dan budaya Lampung. Bekerja sama dengan berbagai instansi untuk memasyarakatkan bahasa Lampung dan mengembangkan brand yang dimiliki provinsi Lampung secara luas.

“Generasi muda mencintai bahasa Lampung, budaya Lampung begitu. Kemungkinan nanti akan ada kerja sama dinas pendidikan atau pemerintah untuk kolaborasi untuk memasyarakatkan bahasa Lampung dan mengembangkan brand Lampung secara umum,” ungkapnya.

Ia menambahkan, ke depannya acara seperti ini dapat dilaksanakan lebih lama lagi dengan harapan akan lebih banyak masyarakat untuk mengapresiasi karya seni dan budaya yang ada di provinsi Lampung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

twenty + seven =