Suaranya Calon Pendidik

304 dibaca

Dokumentasi

 


 

“Neng..nong..neng..nong…dung..dung..dung….” bunyi marching bell dan drum yang ditabuh. Seorang Mayoret berdiri di depan, memimpin barisan dan iringan musik. Tepat pukul 12.00 WIB, marching band tersebut bergegas menata barisan menjadi dua banjar, bell didepan, diikuti drum dan flag. Sang mayoret mulai mengangkat tongkatnya dan memerintahkan untuk melaju. Senin (6/04) marching band mengiringi Rektor, Prof. Sugeng P Hariyanto beserta perwakilan dari setiap Fakultas dalam acara peresmian aula K, gedung pascasarjana, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FIKP) Universitas Lampung (Unila). Begitulah salah satu kegiatan Swara Edukasia yang merupakan kelompok ekstrakurikuler marcing band di FKIP Unila.

Nama Swara Edukasia diambil dari dua padanan kata, yakni swara dan edukasia. “Swara berarti suara marching band dan Edukasia berarti pendidikan, untuk itu marching band satu ini memiliki personel keseluruhan dari mahasiswa FKIP”, ujar ketua umum Swara Edukasi, Nur Indah Kurniawati. Mahasiswi PGSD ’11 ini juga menambahkan bahwa Swara Edukasia tak menutup kemungkinan untuk menerima anggota dari luar FKIP asalkan tetap mengatasnamakan Swara Edukasia FKIP Unila saat tampil.

Wakil ketua umum, Mugo Prayogo juga menjelaskan saat ini ada juga personel dari SMA 1 Natar, selain di SMA tempat anggota tidak memiliki kelompok marching band juga antusias anggotalah yang membuat pelajar SMA tersebut bergabung. Tak melulu mengajar dengan metode kelas ataupun materi formal, Swara Edukasia mencoba mengajar keterampilan dalam bidang musik marching band. “Kami membuka kesempatan seluasnya bagi yang ingin memiliki keterampilan musik marching band, apalagi saat ini kami masih belajar juga, jadi bisa belajar bersama”, ujar mahasiswa Pendidikan Bimbingan Konseling ’12. Tak hanya itu, Swara Edukasia juga melayani permintaan tampil dengan biaya seiklasnya. “Kami tak mematok harga, setidaknya kami diberi makan dan alat mendapat perawatan, selebihnya kami senang dapat menghibur” tambah Mugo.

Layaknya sebuah organisasi baru, Swara Edukasia juga mengalami pasang surut organisasi. Sempat kekurangan personil hingga 2013, membuat Swara Edukasia yang awalnya didukung penuh oleh Bujang Rahman,Dekan FKIP hampir kehilangan perhatian. Pihak dekanat tidak memberikan biaya perawatan alat ataupun dana kegiatan. Kendala saat ada alat musik yang rusak sering dialami Swara Edukasia. Mahalnya harga alat yang sering digunakan saat tampil membuat personel harus mengeluarkan dana sumbangan untuk membeli alat yang baru.

Perekrutan anggota baru mulai dilakukan di 2014, beberapa anggota yang sudah cukup mahir dalam marching band menjadi pelatih bagi anggota lainnya. “Saya sendiri diawal masuk Swara Edukasia karena saya ingin ekskul ini hidup, setidaknya saya yang sudah memiliki pengalaman dapat menularkan keanggota lainnya”, ujar Mugo. Hingga dalam kurun waktu setahun Swara Edukasia dapat tampil dalam berbagai acara di Unila misalnya dalam Peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober 2014 Unila, Pembukaan Kejuaraan Pencak Silat Nasional Unit Kegiatan Mahasiswa Tapak Suci, dan pawai-pawai rutin di FKIP.

Latihan rutin digelar setiap Kamis, pukul 16.00 sore didepan dekanat FKIP Unila. Dengan jumlah anggota menjadi 45 orang, dan 30 diantaranya sudah siap tampil mereka bertekad mencapai visi untuk mengharumkan nama FKIP dan mampu tampil dalam setiap acara di Unila

Berkat kemajuan yang telah mereka capai Dekan FKIP kini mendukung penuh aktivitas Swara Edukasia. Seperti capa kali latihan beberapa hari untuk pementasan, mereka selalu diberikan makan, begitu juga dengan uang perawatan alat yang sekarang sudah dibudgetkan oleh pihak dekanat sebagaimana UKM di tingkat Fakultas lainnya.

 

 


Wawan Taryanto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

two × 1 =