Teknokra Ajak Camagang Ungkap Kasus Lewat Nobar dan Diskusi Film “Spotlight”

Kegiatan nonton bareng (nobar) dan diskusi calon magang (camagang) Teknokra ke-75 di Universitas Lampung (Unila) pada Sabtu malam, (3/12). Foto : Teknokra/ Alam Apriliandi
301 dibaca

Teknokra.co : Berawal dari sebuah tim jurnalis investigasi yang mengungkap kasus pencabulan kanak-kanak di gereja yang dilakukan oleh seorang pastor, yang belum kunjung tuntas. Dalam proses pengungkapan kasus tersebut, banyak konflik yang terjadi, antara media dan pengadilan yakni relasi kuasa dari sejumlah pejabat tinggi yang memanfaatkan kekuasaannya untuk membungkam kasus tersebut, hingga melibatkan keluarga korban.

Itulah sepenggal konflik dalam film “Spotlight”, film garapan Tom McCarthy yang rilis tahun 2015 silam. Film itu dipilih panitia acara dalam kegiatan nonton bareng (nobar) dan diskusi calon magang (camagang) Teknokra ke-75 di Universitas Lampung (Unila) pada Sabtu malam, (2/12). Jalan cerita film tersebut juga cukup menginspirasi camagang saat melaksanakan tugas-tugas jurnalistik di Teknokra.

Saat film diputar, tak ada cahaya yang menyala, kecuali proyektor film dan audio. Suasana bioskop juga berusaha diciptakan, sehingga camagang dapat menyimak dengan nyaman dan penuh konsentrasi.

Salah satu camagang yang ikut nobar dan diskusi, Nadia Frika (Pendidikan Kimia’23) berpendapat, bahwa film tersebut mengajarkan kerja sama yang solid di pekerjaan jurnalis dalam mengungkap kasus.

“Kerja sama yg benar-benar diterapkan dalam sebuah tim agar dapat mencapai tujuan itu, jika kita mengangkat suatu masalah maka harus detail agar pembaca percaya bahwa berita yg disampaikan sesuai dengan keadaan asli nya,” ujarnya.

Nadia bukan satu-satunya camagang yang terkesima oleh film tersebut. Teman-temannya yang lain pun turut merasakan hal yang sama, sama halnya dengan Wahab Ali (Teknik Elektro’23).

Dirinya cukup mendapat gambaran perihal perjuangan jurnalis lewat kisah tim jurnalis investigasi dalam film “Spotlight”. Menurut Ali, kerja jurnalis juga berkuasa dan memiliki peran yang sangat dibutuhkan dalam pemberitaan, dan bukan suatu hal yang mengancam.

“Jurnalis juga punya kekuasaan, bukan mengancam tapi memberitakan kebenaran,” ucap Ali.

Pada film ini banyak camagang yang mendapatkan ilmu mengenai jurnalistik, yang menyampaikan situasi dan kondisi dari jurnalis dalam menghadapi dan menangani kasus yang sulit terungkap. Hal ini sangat diperlukan, lantaran para camagang yang lolos jadi magang, nantinya yang akan jadi penerus redaksi Teknokra yang kerap melewati rintangan dalam melaksanakan tugas reportase jurnalistik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

four × 1 =