Mengukir Jejak Perempuan di Dunia Politik dan Pendidikan

266 dibaca

Erma Yusneli selaku Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lampung Selatan, merupakan bukti nyata bahwa perempuan memiliki peran strategis dalam dunia politik. Kepemimpinannya di lembaga legislatif daerah tidak hanya memperkuat posisi perempuan dalam pengambilan kebijakan, tetapi juga menjadi sumber inspirasi, khususnya bagi generasi muda.

Wawancara dengan Narasumber (23/04). Foto: Teknokra/Annisa Shabrina

Dalam wawancara pada Rabu (23/4), Erma mengungkapkan bahwa perjalanannya di dunia politik banyak dipengaruhi oleh sosok-sosok perempuan hebat. Salah satu tokoh yang paling membekas dalam ingatannya adalah Raden Ajeng Kartini.

“Raden Ajeng Kartini adalah tokoh penting dalam perjuangan emansipasi perempuan. Berkat pemikiran dan keberaniannya, kini perempuan memiliki ruang yang lebih luas untuk berkontribusi di berbagai sektor, termasuk di parlemen,” ujarnya.

Tinjauan Jembatan dan Jalan di Desa Rulung Sari, Natar (21/04). Foto: Narasumber

Menurutnya, kehadiran perempuan dalam politik memberikan dampak positif di berbagai aspek kehidupan, seperti sosial, ekonomi, dan budaya. Ia menilai gaya kepemimpinan perempuan yang empatik mampu mewakili suara kelompok rentan, termasuk perempuan dan anak-anak.

“Perempuan di politik bukan hanya sebagai simbol, tetapi juga sebagai pelaku nyata yang mampu memberikan solusi dan inspirasi bagi masyarakat, terutama generasi muda,” tambahnya.

Tak hanya di bidang politik, peran perempuan juga terlihat nyata di ranah pendidikan. Salah satu tokoh perempuan muda inspiratif adalah Istiqomah Nurzafira dosen Pendidikan dan Sastra di Universitas Lampung. Ia menunjukkan bahwa kiprah perempuan dalam dunia pendidikan sangatlah penting.

Seminar Nasional FKIP, Universitas Lampung. Foto: Narasumber

Di balik pencapaiannya, Istiqomah menceritakan sebuah momen yang sangat berpengaruh dalam membentuk dirinya seperti sekarang.

“Saya tipe orang yang sangat menghormati keputusan orang tua,” ungkapnya.

Ia menambahkan, setelah lulus S1 pada tahun 2018, sebenarnya ada kesempatan untuk mendaftar sebagai guru PNS. Namun, orang tuanya menyarankan agar ia fokus terlebih dahulu menyelesaikan studi lanjut.

“Sebenarnya bisa saja sambil kuliah saya mendaftar, siapa tahu diterima. Tapi karena belum diizinkan, akhirnya saya mengikuti saran orang tua untuk fokus menyelesaikan S2,” tambahnya.

Baginya, sukses tidak hanya diukur dari sisi materi. Ia meyakini bahwa sukses adalah keseimbangan antara keberhasilan lahir dan batin.
“Sukses itu ketika kita bisa merasakan kenyamanan dan kebahagiaan dalam hidup,” ujarnya.

Dies Natalis Universitas Lampung (23/09). Foto: Narasumber

Ia juga menjelaskan bahwa jika ukuran sukses hanya sebatas materi, maka hal itu tidak akan pernah ada habisnya. Yang terpenting adalah merasa bahagia dan nyaman dengan profesi yang dijalani serta memiliki lingkungan yang positif.

“Mau sebesar apa pun gaji yang kita dapat, akan selalu ada orang yang lebih sukses. Jadi, tidak ada akhirnya kalau ukurannya materi. Kalau kita sudah merasa nyaman dalam pekerjaan, dan dikelilingi oleh orang-orang yang bisa berkolaborasi dengan baik, itu sudah bisa disebut sukses,” jelasnya.

Istiqomah juga membagikan pandangan sederhana namun mendalam kepada generasi muda. Baginya, kunci utama dalam menjalani hidup adalah menjaga hati agar tetap bersih dari rasa iri dan dengki terhadap pencapaian orang lain.

“Setiap orang punya masanya masing-masing,” ungkapnya.
Meski dalam keluarganya mayoritas berkarier di jalur kedinasan baik sepupu maupun keponakan Istiqomah memilih jalur berbeda di bidang pendidikan.

“Saya memilih jalan di Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, dan itu tidak masalah. Yang penting kita tetap meluruskan niat, menjalani dengan yakin, insyaallah kita akan sukses pada waktunya sendiri,” pungkasnya.

Penulis: Annisa Shabrina HanunEditor: Putra Alam, Annisa Shabrina Hanun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

twenty − three =